PBB - Zionis Israel:
120 Orang dan Kelompok Mendesak PBB untuk Menyelidiki Serangan Israel terhadap Jurnalis di Lebanon
29 Feb 2024 11:44
IslamTimes - Lebih dari 120 individu dan organisasi menuntut penyelidikan PBB atas serangan Zionis Israel terhadap wartawan di Lebanon selatan.
Permohonan tersebut, yang ditujukan kepada ketua hak asasi manusia PBB Volker Turk pada hari Rabu (28/2), menyatakan keprihatinan atas “penargetan yang disengaja oleh Zionis Israel terhadap jurnalis dan pekerja media di Lebanon.”
Surat tersebut mendesak “penyelidikan untuk menetapkan fakta dan keadaan” seputar serangan tersebut dan agar temuan tersebut dipublikasikan “dengan tujuan untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab.”
Penandatangannya termasuk Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), kelompok hak asasi manusia lokal dan regional, anggota parlemen Lebanon, dan media termasuk Al Jazeera.
Sebuah surat terpisah yang dikirimkan kepada Ketua UNESCO Audrey Azoulay mendesak kantornya untuk “mengadvokasi pertanggungjawaban atas kejahatan perang yang nyata-nyata dilakukan oleh Zionis Israel di Lebanon selatan.”
Pada 21 November 2023, reporter Al-Mayadeen Farah Omar dan Rabih Maamari tewas dalam serangan Israel di Lebanon selatan.
Setelah serangan tersebut, militer Zionis Israel mengatakan bahwa mereka “mengetahui adanya klaim mengenai jurnalis di wilayah tersebut yang terbunuh akibat tembakan [Israel].” Dikatakan ada “permusuhan aktif” di wilayah tersebut. Rezim mengklaim insiden tersebut sedang ditinjau.
Serangan lain pada 13 Oktober tahun itu menewaskan jurnalis Reuters Issam Abdallah dan melukai enam lainnya, termasuk dua jurnalis AFP.
Pada bulan Desember, Zionis Israel mengatakan serangan pada bulan Oktober terjadi di “zona tempur aktif.” Rezim juga membuat klaim serupa bahwa mereka sedang meninjau serangan tersebut.
Investigasi AFP terhadap serangan pada bulan Oktober, yang dilakukan bersama dengan Airwars, sebuah LSM yang menyelidiki serangan terhadap warga sipil dalam situasi konflik, menemukan bahwa serangan tersebut melibatkan cangkang tank 120 mm yang hanya digunakan oleh militer Israel di wilayah ini.
Investigasi Reuters menemukan bahwa dua peluru tank Zionis Israel yang ditembakkan dari posisi yang sama di seberang perbatasan digunakan dalam serangan bulan Oktober.
Organisasi media telah berulang kali memprotes tindakan Zionis Israel yang sengaja menargetkan jurnalis, dan menggambarkannya sebagai kejahatan perang berdasarkan hukum kemanusiaan internasional.
Jurnalis juga sengaja menjadi sasaran di Gaza sejak 7 Oktober 2023, ketika Zionis Israel melancarkan serangan gencarnya ke Gaza. Setidaknya 120 jurnalis telah terbunuh di Gaza sejak itu.
Dalam laporan tahunannya yang dirilis pada 15 Februari, CPJ mengatakan 72 dari 99 jurnalis yang terbunuh di seluruh dunia pada tahun 2023 adalah warga Palestina yang meliput Gaza.
“Pada bulan Desember 2023, CPJ melaporkan bahwa lebih banyak jurnalis yang terbunuh dalam tiga bulan pertama perang Zionis Israel-Gaza dibandingkan yang pernah terbunuh di satu negara selama setahun penuh,” kata CJP.
Jumlah korban tewas jurnalis di Gaza sejak 7 Oktober bahkan melampaui jumlah korban pada Perang Dunia II – 69 awak media tewas dalam perang yang berlangsung dari tahun 1939 hingga 1945 tersebut.[IT/r]
Story Code: 1119274