Zionis Israel vs Palestina:
Rencana 'Day After Hamas' Diungkapkan oleh Netanyahu
24 Feb 2024 03:51
IslamTimes - PM Zionis Israel menginginkan “demiliterisasi menyeluruh” di Gaza, yang menurutnya harus diatur oleh “pejabat lokal”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara resmi mengumumkan rencananya untuk masa depan Gaza setelah konflik dengan Hamas berakhir, dan memberikan penekanan kuat pada “deradikalisasi” wilayah kantong Palestina.
Dokumen satu halaman bertajuk “Hari Setelah Hamas” diserahkan kepada pemerintah Zionis Israel untuk didiskusikan pada hari Kamis, menguraikan usulan tindakan untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
Hal ini menegaskan kembali pendirian Netanyahu bahwa Pasukan Pertahanan Zionis Israel akan “melanjutkan perang sampai kemampuan militer dan infrastruktur pemerintahan Hamas hancur total,” dan sampai sandera Israel dikembalikan dan arsitektur keamanan yang kuat sudah ada.
Dalam jangka menengah, perdana menteri ingin Zionis Israel “menjaga kebebasan operasional” di wilayah tersebut untuk tujuan keamanan, tanpa batasan waktu. “Akan terjadi demiliterisasi menyeluruh di Jalur Gaza, apapun kapasitas militernya, melampaui apa yang diperlukan untuk menjaga ketertiban umum”.
Netanyahu juga menyarankan untuk mempertahankan “penutupan selatan” perbatasan Gaza-Mesir untuk mencegah penyelundupan ke wilayah tersebut, dan menekankan bahwa perimeter harus dijaga melalui kerja sama dengan Kairo dan bantuan AS.
Rencana tersebut mengusulkan agar tanggung jawab administrasi sipil diberikan kepada “pejabat lokal” yang memiliki pengalaman manajemen dan tidak terikat pada entitas apa pun yang mendukung terorisme.
Sementara itu, seorang pejabat senior Zionis Israel mengatakan kepada Times of Israel bahwa negara Yahudi tersebut menentang partisipasi Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Tepi Barat dalam pemerintahan Gaza. Dia dilaporkan mengatakan bahwa meskipun PA telah berselisih dengan Hamas sejak digulingkan dari Gaza pada tahun 2007, PA masih gagal mengutuk serangan tanggal 7 Oktober tersebut.
Rencana Netanyahu juga menekankan bahwa Zionis Israel “akan terus menentang pengakuan sepihak atas negara Palestina.”
Kementerian Luar Negeri Palestina telah menolak rencana Netanyahu, dengan menyatakan bahwa hal itu pada dasarnya berarti “menduduki kembali” Gaza dan menghalangi upaya untuk mendirikan negara Palestina. “Rencana Netanyahu memenuhi kepentingannya dalam memperpanjang perang agar tetap berkuasa,” tambahnya.
Hamas melancarkan serangan mendadak ke Zionis Israel pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 warga Israel. Lebih dari 29.000 warga Palestina telah terbunuh dalam operasi IDF di Gaza, menurut data resmi.[IT/r]
Story Code: 1118171