Jerman - Gejolak Palestina:
Kelompok Pro-Palestina Menuntut Politisi Jerman atas Genosida di Gaza
18 Feb 2024 02:52
IslamTimes - Volker Beck, mantan anggota parlemen dan pemimpin Masyarakat Jerman-Zionis Israel, menghadapi dakwaan yang diajukan oleh kelompok solidaritas Palestina atas dugaan hasutan kebencian dan penolakan kejahatan perang di Gaza.
Para pendukung pro-Palestina telah mengajukan tuntutan pidana terhadap seorang politisi Jerman, menuduhnya menghasut kebencian dan meremehkan kejahatan perang selama agresi Zionis Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Tuduhan yang menargetkan Volker Beck, mantan anggota parlemen dan pemimpin Masyarakat Jerman-Zionis Israel, diprakarsai oleh organisasi solidaritas Palestina, Palestine Speaks, dan Jewish Voice for Just Peace in the Middle East.
“Ini adalah langkah pertama dalam meminta pertanggungjawaban tokoh masyarakat yang secara terbuka membuat pernyataan genosida,” kata kelompok itu dalam sebuah postingan di Telegram.
Tuduhan tersebut, yang diajukan ke lima kantor kejaksaan di seluruh Jerman, mengacu pada pernyataan Beck di media sosial, opini, dan wawancara media, di mana ia menyuarakan dukungan terhadap genosida Zionis Israel terhadap warga Palestina di Gaza. Secara khusus, ia menganjurkan menghubungkan bantuan kemanusiaan dengan pembebasan tawanan Zionis Israel. Beck menolak tuduhan itu dan menyebutnya “tidak berdasar.”
“Tidak ada genosida di Gaza dan saya tidak menganjurkan genosida,” ujarnya seperti dikutip Reuters.
Beck juga melakukan tindakan balasan dengan mengajukan pengaduan pencemaran nama baik terhadap kelompok tersebut.
Kegigihan Jerman dalam mendukung genosida
Jerman tetap menjadi pendukung setia pendudukan dan penderitaan massal warga Palestina.
Bulan lalu, majalah Jerman Der Spiegel melaporkan bahwa pemerintah Jerman sedang mempertimbangkan untuk mengirimkan peluru tank ke Zionis "Israel" untuk mendukung perang genosida terhadap Gaza.
Majalah tersebut menyatakan dalam sebuah laporan bahwa "Berlin menerima permintaan untuk memasok [Zionis Israel dengan] sekitar 10.000 peluru presisi kaliber 120mm kepada tentara Israel pada bulan November tahun lalu," menekankan bahwa "otoritas terkait telah menyetujui permintaan awal tersebut."
Der Spiegel menambahkan bahwa Berlin sedang mempertimbangkan untuk memasok IOF dari persediaan tentara Jerman untuk segera menanggapi permintaan tersebut karena industri militer tidak dapat menyediakan jumlah amunisi presisi yang dibutuhkan dengan segera.
Kanselir Jerman Olaf Scholz sebelumnya menyuarakan penolakannya terhadap gencatan senjata “segera” di Jalur Gaza, di tengah meningkatnya permintaan global untuk mengakhiri perang di Gaza dan pembantaian Zionis Israel.
Dia juga mengatakan bahwa hak Zionis "Israel" untuk "membela diri" tidak boleh "dipertanyakan".
Meski demikian, sudut pandang orang Jerman berbeda-beda. Jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh yayasan Forschungsgruppe Wahlen menemukan bahwa sentimen genosida anti-Zionis Israel meningkat di kalangan pemilih Jerman.
Hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa 61% pemilih kritis dan menentang genosida Zionis “Israel” di Gaza karena banyaknya korban jiwa warga Palestina, dan mengecam tindakan militer Israel sebagai “tidak dapat dibenarkan”. Sebaliknya, hanya 25% pemilih yang mendukung genosida.
Bulan lalu, Deutsche Welle melaporkan demonstrasi massal pro-Palestina yang melanda ibu kota Jerman, Berlin. Para pengunjuk rasa terdengar meneriakkan slogan-slogan seperti: "Tidak untuk genosida di Gaza" dan: "Semua bersama-sama melawan fasisme" sambil menyalakan lilin sebagai penghormatan kepada para martir di Gaza.
Protes tersebut dipicu oleh keputusan Jerman yang menyatakan dukungannya terhadap pendudukan Israel dalam kasus yang diajukan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional.[IT/r]
Story Code: 1116914