Iran & Suriah - AS:
Irak dan Suriah Kecam Agresi Udara Tengah Malam AS
4 Feb 2024 01:03
IslamTimes - Pemerintah Irak mengutuk keras serangan udara militer AS terhadap puluhan lokasi di negara tersebut dan negara tetangga Suriah yang digunakan oleh kelompok perlawanan anti-teror sebagai “pelanggaran kedaulatan Irak.”
“Serangan udara ini merupakan pelanggaran kedaulatan Irak,” kata Jenderal Yehya Rasool, juru bicara Perdana Menteri Mohamed Shia al-Sudani, dalam sebuah pernyataan.
Dia mencatat bahwa tindakan yang diambil oleh Washington akan mempunyai “konsekuensi bencana bagi keamanan dan stabilitas Irak dan kawasan”.
Sementara itu, pernyataan militer Suriah juga mengutuk agresi udara di sejumlah lokasi dan kota di wilayah timur Suriah, dekat perbatasan Irak.
“Pasukan pendudukan AS pada hari Sabtu (3/2) melancarkan agresi udara terang-terangan di sejumlah lokasi dan kota di wilayah timur Suriah, dekat perbatasan Irak, menyebabkan banyak warga sipil dan militer menjadi martir, membuat orang lain menderita luka-luka dan menyebabkan kerusakan besar pada properti pribadi dan publik,” ungkap pernyataan militer.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa wilayah yang menjadi sasaran serangan AS di timur Suriah adalah wilayah yang sama dimana tentara Suriah memerangi sisa-sisa organisasi teroris Wahhabi Daesh [akronim bahasa Arab untuk “ISIS”/ “ISIL”], dan ini menegaskan bahwa AS terlibat dan bersekutu dengan asal mula ini.
“Agresi AS hari ini tidak memiliki pembenaran, namun ini merupakan upaya untuk melemahkan kemampuan tentara Suriah dalam memerangi terorisme,” tambah pernyataan itu.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa pendudukan pasukan AS di wilayah Suriah tidak dapat dilanjutkan, dan Komando Umum Angkatan Darat dan Angkatan Bersenjata bertekad untuk memerangi terorisme dan membebaskan seluruh wilayah Suriah dari terorisme dan pendudukan.
Lebih jauh lagi, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah mengutuk serangan di wilayah timur pada Sabtu dini hari, dan mengatakan bahwa mereka dengan tegas menolak semua kebohongan yang dipromosikan oleh pemerintah AS untuk membenarkan serangan ini.
“Tidak mengherankan jika serangan Amerika menargetkan wilayah timur Suriah, tempat pasukan Suriah berperang melawan sisa-sisa organisasi teroris Daesh, sementara Amerika Serikat berupaya menghidupkan kembali aktivitas teroris ISIS,” tambah pernyataan itu.
Dikatakan juga bahwa serangan hari Sabtu di wilayah Suriah menambah catatan pelanggaran AS terhadap kedaulatan Suriah, integritas wilayah, dan keselamatan rakyatnya, membuktikan sekali lagi bahwa negara tersebut adalah sumber utama ketidakstabilan global dan bahwa kekuatan militernya mengancam perdamaian internasional. dan keamanan serta memicu konflik di wilayah tersebut.
“Republik Arab Suriah menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas kelumpuhan Dewan Keamanan PBB karena AS menghalangi kemampuannya untuk memikul tanggung jawab dalam menghentikan pelanggaran berbahaya tersebut,” tambah pernyataan itu.
Komando Pusat AS [CENTCOM] mengatakan pasukan militernya menyerang lebih dari 85 sasaran di kedua negara “dengan banyak pesawat termasuk pembom jarak jauh yang diterbangkan dari Amerika Serikat”.
“Serangan udara tersebut menggunakan lebih dari 125 amunisi presisi,” tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa serangan itu adalah yang pertama dari serangkaian tindakan Washington sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak yang menewaskan sejumlah tentara di pangkalan terpencil AS di Yordania.
“Respon kami dimulai hari ini,” kata Biden. “Ini akan berlanjut pada waktu dan tempat yang kita pilih,” katanya.
Tiga tentara AS tewas dan sekitar 40 lainnya terluka dalam serangan di pangkalan militer yang dikenal sebagai Tower 22 dekat perbatasan Yordania-Suriah pada hari Minggu.
Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok payung pejuang anti-teror, dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di saluran Telegram mengaku bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak tersebut.[IT/r]
Story Code: 1113718