China - Rusia:
Beijing Menyambut Baik Sikap Moskow terhadap Taiwan
16 Jan 2024 04:55
IslamTimes - Beijing menghargai posisi Moskow terhadap Taiwan, kata Kementerian Luar Negeri China pada hari Senin (15/1), mengomentari reaksi Rusia terhadap pemilu hari Sabtu (13/1) di pulau berpemerintahan sendiri tersebut.
Penentangan Rusia terhadap segala bentuk kemerdekaan pulau berpemerintahan sendiri itu dihargai, kata seorang diplomat China.
Lai Ching-te, calon presiden dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa, unggul dalam pemungutan suara tersebut. Mengomentari hasil tersebut pada hari Sabtu, Kementerian Luar Negeri Rusia menekankan bahwa mereka “menentang segala bentuk kemerdekaan Taiwan” dan mendesak “semua kekuatan asing untuk menahan diri dari tindakan provokatif” di wilayah tersebut.
Ketika ditanya tentang pernyataan tersebut dalam konferensi pers, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan sikap tersebut dihargai, dan menyebutkan sejumlah negara dan organisasi internasional lain yang memiliki posisi serupa.
“Ini adalah suara keadilan dan perdamaian komunitas internasional. Ini mewujudkan konsensus luas mengenai pembelaan tegas terhadap Piagam PBB dan norma-norma dasar hubungan internasional,” katanya.
Pasukan nasionalis melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949, setelah Komunis menang dalam perang saudara China. Pemerintah Taiwan didukung oleh AS, namun pada tahun 1979, Washington mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing sebagai satu-satunya perwakilan China, sebagai bagian dari normalisasi hubungan dengan Republik Rakyat Tiongkok.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden telah menyimpang dari kebijakan ‘ambiguitas strategis’ Amerika terhadap Taiwan dengan secara terbuka mengatakan bahwa pasukan militer AS akan mempertahankan pulau tersebut. Kebijakan yang dinyatakan Beijing adalah mengupayakan reunifikasi secara damai, namun mereka menolak mengesampingkan penggunaan kekuatan jika terjadi deklarasi kemerdekaan secara resmi.
Beberapa komentator menuduh bahwa Washington telah memperlakukan Taiwan sebagai negara merdeka dengan mengundang para pejabatnya ke acara-acara internasional yang diselenggarakan AS dan mengirimkan delegasi resmi dan tidak resmi ke pulau tersebut. Mantan Penasihat Keamanan Nasional Stephen Hadley dan mantan Wakil Menteri Luar Negeri James Steinberg tiba di Taipei pada hari Minggu untuk bertemu dengan Presiden saat ini Tsai Ing-wen dan para pemimpin politik lainnya.
Mao menekankan bahwa Beijing menganggap pemilu di Taiwan sebagai “urusan dalam negeri” China, dan menentang “campur tangan” AS. Hasil pemungutan suara juga tidak mengubah status wilayah tersebut sama sekali, katanya.[IT/r]
Story Code: 1109307