Mesir dan Perang Palestina - Zionis Israel:
14 Hari Agresi Israel, Negara-negara Arab ‘Hadiri’ KTT ‘Perdamaian’ Kairo
22 Oct 2023 09:31
IslamTimes - Empat belas hari setelah agresi brutal Zionis Israel di Gaza, para pemimpin Arab menghadiri apa yang disebut “KTT Perdamaian” di Kairo pada hari Sabtu (21/10) untuk membahas cara-cara untuk “meredakan” perang yang telah menewaskan hampir 4.400 warga Palestina.
Pertemuan yang diatur secara tergesa-gesa itu disebut KTT Perdamaian Kairo yang dihadiri para pemimpin dan menteri luar negeri dari Eropa, Afrika, dan negara-negara lain, termasuk Yordania, Prancis, Jerman, Rusia, China, Inggris, Amerika Serikat, Qatar, dan Afrika Selatan.
Raja Yordania Abdullah mengecam sikap diam global terhadap serangan Zionis Israel, yang telah menewaskan ribuan orang di Gaza dan menyebabkan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.
“Pesan yang didengar oleh dunia Arab adalah bahwa nyawa warga Palestina tidak begitu berarti dibandingkan nyawa warga Zionis Israel,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia “marah dan berduka” atas tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza, Tepi Barat yang diduduki Zionis Israel, dan Zionis 'Israel'.
“Kepemimpinan Zionis Israel harus menyadari sekali dan untuk selamanya bahwa sebuah negara tidak akan pernah bisa berkembang jika dibangun di atas landasan ketidakadilan… Pesan kami kepada Israel adalah bahwa kami menginginkan masa depan yang damai dan aman bagi Anda dan rakyat Palestina.”
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan warga Palestina tidak akan terusir atau diusir dari tanah mereka.
“Kami tidak akan pergi, kami tidak akan pergi,” katanya pada pertemuan puncak tersebut.
Menyerukan Gencatan Senjata
Pertemuan di Kairo sedang mencari cara untuk mencegah perang regional yang lebih luas. Namun Kantor Berita Reuters mengutip tiga diplomat yang mengatakan bahwa “kemungkinan besar tidak akan ada pernyataan bersama karena adanya sensitivitas seputar seruan gencatan senjata, dan apakah akan menyertakan penyebutan serangan Hamas dan hak Zionis Israel untuk mempertahankan diri,” mengacu pada Operasi Badai Al Aqsa yang menewaskan sedikitnya 1.400 warga Zionis Israel pada 7 Oktober.
Absennya beberapa pemimpin negara-negara Barat telah mendinginkan ekspektasi mengenai apa yang bisa dicapai oleh acara tersebut. Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Presiden Prancis Emmanuel Macron tidak hadir.
Dalam pidatonya, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan negaranya menentang apa yang disebutnya sebagai perpindahan warga Palestina ke wilayah Sinai yang sebagian besar merupakan gurun pasir di Mesir.
“Mesir mengatakan solusi terhadap masalah Palestina bukanlah perpindahan, satu-satunya solusi adalah keadilan dan akses warga Palestina terhadap hak-hak sah dan hidup di negara merdeka.”
Raja Abdullah mengatakan pemindahan paksa “adalah kejahatan perang menurut hukum internasional, dan merupakan garis merah bagi kita semua.”[IT/r]
Story Code: 1090189