Islam Times - Israel: Operasi Militer ‘Akan Memakan Waktu Lama’

IslamTimes - Zionis Israel “tidak akan pernah memaafkan” serangan Hamas akhir pekan ini dan akan membutuhkan “waktu lama” untuk menghadapi ancaman teroris tersebut, kata Menteri Luar Negeri Eli Cohen pada hari Senin (9/10).

Yerusalem Barat menuduh Hamas sebagai “proksi Iran”

“Ini akan memakan waktu. Ini tidak akan memakan waktu beberapa hari. Ini akan memakan waktu lama,” kata Cohen dalam konferensi pers melalui video dari kantornya di Yerusalem, seraya menambahkan bahwa “teroris yang tidak manusiawi” dan “monster” seperti itu tidak boleh dibiarkan mengancam Israel, kawasan ini, dan dunia.

Cohen menyebut Hamas sebagai “proksi Iran” dan menuduh kelompok militan Palestina melakukan “pembantaian bersejarah yang tidak akan dilupakan dunia.”

Menurut pihak berwenang Israel, lebih dari 700 warganya telah terbunuh sejak Sabtu, ketika Hamas melancarkan serangan roket terhadap Zionis Israel dan militannya menyeberang dari Gaza ke sekitar pemukiman Yahudi.

“Zionis Israel tidak akan pernah memaafkan,” tegas Cohen. “Apa yang terjadi di masa lalu tidak akan terjadi di masa depan.”

Cohen juga menggemakan kata-kata PM Benjamin Netanyahu bahwa “Zionis Israel sedang berperang” melawan Hamas, yang disebutnya sebagai “organisasi teror yang kejam,” dan berjanji bahwa Zionis Israel akan “mendapatkan kembali kendali, dan memenangkan kembali keamanan dan stabilitas.”

Menteri luar negeri tersebut mengklaim bahwa Hamas hanya ingin “membunuh sebanyak yang mereka bisa” dan bahwa tidak ada sengketa tanah antara Zionis Israel dan Gaza, karena “kami memberikan Gaza kepada warga Palestina hingga milimeter terakhir.”

Sebagai bagian dari “pelepasan diri” pada tahun 2005, Zionis Israel membayar sekitar 8.000 pemukim Yahudi untuk membongkar 21 pemukiman mereka di Jalur Gaza, yang kemudian diserahkan kepada Otoritas Palestina. Zionis Israel tetap memegang kendali atas laut, wilayah udara, dan semua fasilitas umum. Pada tahun 2007, Hamas menggulingkan faksi Fatah dari Otoritas Palestina di Gaza dan menjadi pemerintah de facto di wilayah tersebut. PBB masih menganggap Gaza berada di bawah pendudukan militer Zionis Israel.[IT/r]