AS dan Gejolak Suriah:
Rekaman Baru Menunjukkan AS Selundupan Minyak Suriah yang Dicuri oleh AS ke Irak Utara
2 Oct 2023 03:26
IslamTimes - Pasukan pendudukan AS menggunakan puluhan truk tanker untuk menyelundupkan minyak mentah baru dari provinsi Hasakah di timur laut negara itu ke pangkalan mereka di Irak utara pekan lalu, menurut rekaman video.
Konvoi truk tanker, seperti terlihat dalam rekaman, menjarah minyak Suriah dari kota Qamishli di Hasakah melalui perbatasan Semalka yang melintasi wilayah semi-otonom Kurdistan Irak.
“Rekaman baru dari tanggal 26 September menunjukkan konvoi AS, sepanjang sekitar 2 kilometer, menjarah minyak Suriah di dekat Qamishli, bergerak ke timur menuju perbatasan Semalka dan menuju Kurdistan Irak,” kata majalah berita online The Cradle dalam sebuah postingan di X (sebelumnya Twitter).
Rekaman baru dari tanggal 26 September menunjukkan konvoi AS, yang panjangnya kira-kira 2 kilometer, menjarah minyak Suriah di dekat Qamishli, bergerak ke timur menuju perbatasan Semalka dan menuju Kurdistan Irak. pic.twitter.com/6E1d8CwTXh
— The Cradle (@TheCradleMedia) 29 September 2023
Truk dan tanker milik pasukan pendudukan AS secara konsisten menyelundupkan berton-ton biji-bijian dan minyak mentah dari Hasakah ke wilayah Kurdistan sebagai bagian dari penjarahan sistematis komoditas pokok Suriah oleh Washington.
Awal bulan ini, sebuah faksi politik Irak menegaskan bahwa berlanjutnya kehadiran pasukan pendudukan AS di Suriah dan penjarahan sumber daya minyak negara Arab tersebut adalah bagian dari upaya untuk memberikan dukungan dan pendanaan bagi kelompok teroris.
A’ed al-Helali, anggota Aliansi Fatah (Penaklukan) di parlemen Irak, menggarisbawahi bahwa Amerika Serikat sedang mengerjakan skema yang bertujuan untuk berinvestasi pada minyak Suriah guna “membiayai kelompok teroris yang mereka ciptakan.”
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada bulan Agustus 2022, Kementerian Perminyakan Suriah menuduh pasukan AS dan tentara bayaran mereka “mencuri hingga 66.000 barel setiap hari dari ladang yang diduduki di wilayah timur,” yang merupakan sekitar 83 persen produksi minyak harian Suriah.
Militer AS sejak tahun 2014 telah mengerahkan pasukan dan peralatannya di timur laut Suriah tanpa izin dari pemerintah negara Arab tersebut, dan Pentagon mengklaim bahwa pengerahan tersebut bertujuan untuk mencegah ladang minyak di wilayah tersebut jatuh ke tangan teroris Daesh (ISIS/ISIL).
Namun Damaskus berpendapat bahwa pengerahan tersebut dimaksudkan untuk menjarah sumber daya alam negaranya. Mantan Presiden AS Donald Trump beberapa kali mengakui bahwa pasukan Amerika berada di negara Arab tersebut karena kekayaan minyaknya.
Selain itu, ada beberapa laporan yang menunjukkan dukungan langsung atau tidak langsung Washington melalui sekutu regionalnya terhadap kelompok teroris Daesh selama beberapa tahun terakhir.
Kelompok Takfiri telah diusir dari semua benteng kota mereka baik di Irak maupun Suriah, namun sisa-sisanya melakukan serangan teror sporadis di kedua negara Arab tersebut.[IT/r]
Story Code: 1085313