Mengabaikan Dolar, Irak akan Membatasi Semua Transaksi Internal dengan Dinar Tahun Depan
25 Sep 2023 06:44
Islam Times - Bank Sentral Irak mengatakan negaranya akan membatasi semua transaksi komersial internal dan transaksi lainnya menggunakan dinar Irak, bukan dolar AS, mulai tahun depan.
Mengutip Kantor Berita Irak, Pres TV pada Minggu melaporkan bahwa Gubernur Bank Sentral Irak menyampaikan pernyataan tersebut dalam pertemuan hari Minggu dengan para kepala dewan dan direktur resmi bank-bank yang memiliki izin di Irak.
“Tahun mendatang akan terjadi pembatasan transaksi komersial internal dan transaksi lainnya menggunakan dinar Irak dan bukan dolar (AS), kecuali untuk transaksi yang dikirimkan kepada wisatawan,” katanya.
Dia menambahkan bahwa langkah tersebut bertujuan untuk “mengendalikan tingkat harga secara umum dan menurunkan tingkat inflasi, yang merupakan indikator dasar efektivitas kebijakan moneter.”
Perkembangan baru ini terjadi ketika dorongan global menuju de-dolarisasi terus meningkat di tengah meningkatnya upaya berbagai negara untuk melepaskan ketergantungan pada dolar AS dan berdagang dengan mata uang nasional mereka sendiri.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada pertengahan bulan Juni bahwa Washington diperkirakan akan mengalami penurunan bertahap dalam porsi dolar dalam cadangan devisa global, seiring dengan meningkatnya momentum de-dolarisasi global.
“Kita harus memperkirakan seiring berjalannya waktu akan ada peningkatan bertahap pada aset-aset lain dalam kepemilikan cadangan suatu negara – sebuah keinginan alami untuk melakukan diversifikasi,” katanya.
Yellen mengakui penerapan sanksi telah memotivasi beberapa negara untuk mencari alternatif mata uang.
Saat ini, semua indikator menunjukkan bahwa jumlah cadangan dolar AS di bank sentral non-AS telah turun ke level terendah.
Penggunaan dolar AS sebagai senjata, selain penerapan sanksi AS terhadap pihak-pihak yang dianggap sebagai musuh, telah membuat negara-negara lain berhati-hati dalam menggunakan dolar AS dalam transaksi keuangan mereka.
Akibatnya, negara-negara seperti Rusia bergerak menuju penghapusan dolar sama sekali, sementara Tiongkok dan negara-negara besar Asia lainnya, termasuk India dan Malaysia, telah menyatakan dukungan mereka terhadap proyek de-dolarisasi tersebut.
Kelompok negara-negara BRICS, yang meliputi Brazil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan, juga telah mendiskusikan pengembangan dompet dan mata uang multilateral khusus BRICS.
Iran juga telah meninggalkan perdagangan dolar dengan Tiongkok dan Rusia. Arab Saudi, salah satu anggota utama OPEC, mengatakan akan sepenuhnya menyerahkan PetroDollar dan akan mulai menerima PetroYuan.[IT/PressTV/AR]
Story Code: 1083722