QR CodeQR Code

Pekan Pertahanan Suci Iran:

Iran Pamer Kekuatan Militer, Raisi: Pakta Normalisasi Bukan untuk Membuat “Israel” Aman

23 Sep 2023 02:02

IslamTimes - Iran memamerkan rudal hipersonik Fattah dan rudal jelajah Paveh buatan dalam negeri untuk memperingati ulang tahun perang yang dilakukan Irak pada tahun 1980-88, dan Presiden Ebrahim Raisi memuji pencapaian pertahanan negara tersebut meskipun ada sanksi Barat selama beberapa dekade.


Untuk memperingati Pekan Pertahanan Suci, Angkatan Bersenjata Iran menyelenggarakan parade militer di seluruh negeri dan di perairan Teluk.

Parade dimulai di makam Imam Khomeini, mendiang pendiri Republik Islam, di Tehran selatan pada Jumat (22/9) pagi. Tanggal tersebut menandakan dimulainya perang mantan diktator Irak Saddam Hussein melawan Iran 43 tahun lalu.

Parade serupa dilakukan di berbagai provinsi di Iran, yang melibatkan partisipasi Angkatan Darat Iran, Pengawal Revolusi Islam [IRG], Polisi, Penjaga Perbatasan, dan pasukan Basij.

Produk-produk militer terkini, termasuk berbagai rudal dan drone, biasanya dipamerkan pada parade tahunan. Salah satu hal yang menarik dari parade hari Jumat di Tehran adalah menampilkan dua rudal utama Iran, yaitu Fattah dan Paveh.

Fattah, secara harfiah berarti "pembuka", adalah roket berbahan bakar padat dua tahap berpemandu presisi dengan jangkauan 1.400 km dan kecepatan terminal Mach 13 hingga 15. Kecepatan tersebut, bersama dengan nozel bergerak yang memungkinkan rudal untuk bermanuver dalam jarak dekat. segala arah baik masuk maupun keluar atmosfer bumi, menjadikannya kebal terhadap intersepsi semua sistem antimisil yang ada.

Paveh adalah rudal jelajah jarak jauh baru yang dapat menempuh jarak sejauh 1.650 kilometer [1.025 mil].

Saat berpidato di parade di Tehran, Raisi memuji pencapaian pertahanan Iran dan kapasitas produksi senjatanya, dengan mengatakan bahwa hal tersebut menunjukkan bagaimana angkatan bersenjata negara tersebut telah mengubah sanksi menjadi peluang untuk pertumbuhan.

Presiden Iran lebih lanjut menyatakan bahwa musuh-musuh negaranya mengira bahwa sanksi tersebut akan menghentikan kemajuan pertahanan negaranya, namun kenyataannya sanksi tersebut telah mendorong perkembangan militer Iran.

“Kita telah bertransformasi dari negara yang mengimpor dan menyimpan senjata negara lain menjadi negara yang memproduksi dan mengekspor senjata,” katanya, seraya menambahkan bahwa kawasan dan dunia mengakui peningkatan kemampuan militer Iran, terutama dalam hal pelatihan dan peralatan.

Secara paralel, Raisi mengatakan Iran kini telah memperoleh kekuatan pencegah yang signifikan, yang telah menghalangi musuh-musuhnya untuk menginvasi Iran atau bahkan membayangkan menghadapi angkatan bersenjatanya.

Presiden Iran juga menggarisbawahi bahwa Iran tidak mempunyai niat untuk melancarkan perang terhadap negara lain dan menganggap militernya mungkin bersifat defensif.

“Saat ini, perang dan dominasi tidak memiliki tempat dalam doktrin militer Iran, namun [mengejar] pendekatan defensif [untuk memastikan] keamanan berkelanjutan dan memastikan pencegahan adalah kebijakan yang pasti,” tegasnya.

Dia menekankan kebijakan pemerintahannya yang memprioritaskan lingkungan sekitar, dan mengatakan bahwa negara tersebut telah mengupayakan kerja sama dengan negara tetangganya di bidang pertahanan, serta perdagangan, teknologi, dan bidang lainnya.

Presiden mengatakan negara-negara kawasan harus bekerja sama untuk mengakhiri kehadiran kekuatan asing di kawasan, khususnya di Teluk.

Raisi mengatakan kehadiran kekuatan militer asing bukan solusi permasalahan regional, melainkan sumber permasalahan.

Raisi juga memuji pengumuman Irak baru-baru ini bahwa mereka telah memindahkan kelompok bersenjata anti-Iran dari daerah dekat perbatasan Iran-Irak ke daerah lain sebagai “langkah positif”.

Dia bersumpah bahwa Iran tidak akan mengizinkan kelompok separatis mana pun memiliki senjata dan menciptakan kerusuhan terhadap Iran di dekat perbatasannya.

Presiden mengatakan bahwa Iran perlu mengirim para ahli ke Irak untuk memastikan bahwa kelompok-kelompok ini telah dilucuti sesuai dengan perjanjian bulan Maret antara Iran dan Irak mengenai relokasi kelompok-kelompok bersenjata.

Dia juga mengomentari kesepakatan normalisasi “Israel” dengan beberapa negara Arab, dengan mengatakan bahwa tidak ada negara Arab yang benar-benar dapat menormalisasi hubungannya dengan entitas tersebut, karena dunia Muslim dan negara-negara lain membenci rezim tersebut.

Raisi mengatakan bahwa kesepakatan normalisasi seperti itu tidak akan membuat “Israel” lebih aman, karena seluruh wilayah membenci rezim tersebut dengan sepenuh hati.

Dia mengutuk kesepakatan normalisasi sebagai “tikaman dari belakang bagi warga Palestina” dan menekankan bahwa orang-orang yang tertindas tidak akan memaafkan mereka yang melakukan normalisasi dengan entitas tersebut.

Presiden Iran mengatakan bahwa masalah Palestina tidak dapat diselesaikan melalui kesepakatan normalisasi, dan menegaskan kembali usulan Iran untuk melakukan referendum mengenai nasib tanah Palestina yang melibatkan seluruh penduduk asli tanah tersebut.[IT/r]


Story Code: 1083279

News Link :
https://www.islamtimes.com/id/news/1083279/iran-pamer-kekuatan-militer-raisi-pakta-normalisasi-bukan-untuk-membuat-israel-aman

Islam Times
  https://www.islamtimes.com