Islam Times - Ketegangan Tinggi di Lebanon saat Partai Anti-Hizbullah Menghasut Perlawanan

IslamTimes - Ketegangan tinggi di Lebanon pada hari Kamis (10/8), sehari setelah serangan terhadap prajurit Hizbullah yang mengamankan sebuah truk milik partai perlawanan di jalan bebas hambatan yang menghubungkan antara Bekaa dan Beirut.

Tentara Lebanon pada hari Kamis(10/8) mengeluarkan pernyataan tentang serangan yang terjadi setelah truk terbalik di jalan raya.

Dalam komunikenya, Angkatan Darat Lebanon mengatakan "sebuah truk berisi amunisi terbalik tadi malam di jalan bebas hambatan Kahaleh dan terjadi bentrokan antara pengawal kendaraan dan penduduk setempat, di mana dua orang tewas."

“Sebuah unit tentara bergegas ke tempat kejadian dan berusaha mengatasi bentrokan itu. Muatan truk telah dipindahkan ke pos militer,” bunyi pernyataan itu, menambahkan bahwa penyelidikan diluncurkan atas insiden tersebut di bawah pengawasan otoritas kehakiman yang kompeten.

Sementara itu, tentara nasional mencatat bahwa mereka telah berhasil memindahkan truk dan membuka kembali jalan di Kahaleh di kedua arah.

Ketegangan tinggi pada Rabu (9/8) malam setelah sebuah truk milik Hizbullah terbalik di jalan bebas hambatan Kahaleh.

Prajurit Hizbullah yang bertugas mengamankan truk diserang oleh anggota milisi di daerah yang berusaha untuk mengambil kendali truk, melempar batu dan melepaskan tembakan ke arah anggota layanan, sebuah pernyataan oleh Hizbullah Rabu malam dibaca, menambahkan bahwa salah satu dari mereka awalnya terluka dan kemudian meninggal karena lukanya.

“Baku tembak dengan militan kemudian terjadi dan pasukan Angkatan Darat Libanon mengganggu dan mencegah militan mendekati truk tersebut,” tambah pernyataan yang dikeluarkan oleh Hubungan Media Hizbullah.

Perlawanan Islam menyatakan mati syahid salah satu anggotanya Ahmad Ali Kassas, yang tewas oleh tembakan milisi.

Salah satu anggota milisi, Fadi Bejjani tewas dalam baku tembak, lapor media setempat.

Media yang berafiliasi dengan partai anti-Hizbullah sejak Rabu malam menyebarkan berita yang bertentangan dengan kebenaran, dalam upaya untuk memfitnah gerakan perlawanan.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan salah satu milisi melepaskan tembakan ke prajurit Hizbullah yang mundur, dengan indikasi jelas bahwa mereka menjadi sasaran serangan dan tidak menyalakan api terhadap "penduduk setempat" seperti yang dilaporkan oleh media anti-Hizbullah.

Pemakaman Martir Kassas

Martir Kassas dimakamkan sore hari pada hari Kamis, di pemakaman umum di pinggiran selatan Beirut (Dahiyeh).

Ulama Hizbullah Sayyed Ali Fahs mengatakan Hizbullah akan mempraktikkan pengendalian diri dalam upaya menjaga perdamaian sipil.

“Kasus penyerangan di Kahaleh diserahkan kepada otoritas yang kompeten,” kata Sayyid Fahs saat pemakaman dalam pidato yang dibawakan oleh Al-Manar.

“Perlawanan yang menawarkan martir yang mengorbankan hidup mereka untuk Lebanon akan terus membela negara dan bangsa.”

Video di bawah ini menunjukkan saat peti mati syahid Kassas dibawa ke Pemakaman Zeinab Al-Hawraa di Dahiyeh.

Seruan Anti-Hasutan

Wartawan Lebanon Firas Al-Shoufi menggambarkan kinerja beberapa media lokal sebagai "berbahaya yang datang sebagai bagian dari kampanye politik sistematis anti-perlawanan."

Dalam sebuah wawancara dengan radio Al-Nour, Al-Shoufi menekankan bahwa peran media adalah memverifikasi berita sebelum menyebarkannya untuk menghindari hasutan.

Beberapa politisi Lebanon memperingatkan skema hasutan yang dipimpin oleh beberapa pihak yang didukung asing dalam upaya untuk menuntut perselisihan antara kekuatan Lebanon.

Anggota parlemen Gerakan Patriotik Bebas (FPM) Salim Aoun menyerukan pengendalian diri, memperingatkan melalui X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) terhadap hasutan.

Mufti Jaafari Sheikh Ahmad Qabalan dari Libanon menekankan bahwa perlawanan adalah jaminan bagi seluruh negara, bukan jaminan bagi sekte tertentu. Dalam sambutannya kepada Al-Manar, dia berkata: Kami tidak akan terseret ke dalam hasutan yang dihasut oleh AS dan Zionis Israel.”

Mantan Menteri Pertahanan Yaacoub Al-Sarraf menekankan bahwa “insiden Kahaleh tidak akan menjadi alat untuk menghasut hasutan di negara ini.[IT/r]