Islam Times - Sayyid Nasrallah pada Malam Asyura 1: Menjunjung Kesucian Umat Islam, Kepentingan Persatuan Nasional

Sayyid Nasrallah pada Malam Asyura 1: Menjunjung Kesucian Umat Islam, Kepentingan Persatuan Nasional

IslamTimes - Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hasan Nasrallah menyampaikan pidato pada peringatan malam pertama upacara Asyura di pinggiran selatan Beirut pada hari Selasa (18/7).

Mengekspresikan kesedihannya yang mendalam, Sayyid Nasrallah berduka atas kehilangan seorang ulama yang dihormati, pejuang yang tangguh, dan sosok ayah dari generasi pendiri, Syekh Afif Al-Nabulsi yang terhormat. Dia menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga Sheikh Al-Nabulsi, serta kepada para ulama dan referensi yang terhormat di sekolah Islam (Hawza).

Selain itu, Sayyid Nasrallah menyempatkan diri menyampaikan salam hangat dan selamat kepada umat Islam sedunia atas datangnya tahun baru Hijriah. Dia dengan sungguh-sungguh berdoa untuk perlindungan mereka dan mencari bantuan ilahi bagi mereka dalam menghadapi banyak tantangan yang mereka hadapi.

Lebih lanjut, pada peringatan Asyura, Sayyid Nasrallah menekankan pelajaran tak ternilai yang diberikan Karbala.

Sayyid Nasrullah menyoroti kebajikan kesabaran, ketangguhan, dan ketabahan, mendesak semua untuk dengan berani menghadapi kesulitan pengepungan, memerangi ketidakadilan, dan menolak untuk menyerah di hadapan musuh. Dia menyoroti pentingnya melindungi kesucian Muslim, persatuan, dan eksistensi nasional.

Di kota Karbala, sebuah upacara penting digelar malam ini, menandai dimulainya bulan suci Muharram. Kubah Imam Hussein (saw) yang dihormati menyaksikan perubahan simbolis bendera dari merah menjadi hitam, sebuah isyarat simbolis yang sangat penting.

Selain itu, bersamaan dengan penggantian bendera, tindakan khidmat pengibaran Al-Qur'an terungkap, bergema dengan kecaman terhadap pembakaran Al-Qur'an baru-baru ini di Swedia.

Peristiwa di Karbala ini berdiri sebagai pengingat pedih akan kesucian dan penghormatan yang diberikan kepada bulan suci Muharram dan Al-Qur’an, menyatukan hati dalam solidaritas melawan tindakan tidak hormat.[IT/r]