Islam Times - Lebanon Mengutuk Agresi Israel, Mendesak Penarikan 'Segera' Pasukan Pendudukan

IslamTimes - Pemerintah Lebanon mengutuk keras agresi Zionis Israel terbaru di wilayah selatan negara itu, menyerukan penarikan "segera dan tanpa syarat" pasukan rezim dari tanahnya.

Kementerian Luar Negeri Lebanon mengeluarkan pernyataan setelah militer Zionis Israel menargetkan dengan 15 peluru artileri desa Kfarchouba dan pinggirannya di Lebanon selatan Kamis (6/7).

Kementerian menyebut dia menyerang pelanggaran kedaulatan Lebanon dan Resolusi 1701, menyerukan "Perserikatan Bangsa-Bangsa dan komunitas internasional untuk menekan Zionis Israel untuk menghentikan pelanggaran dan agresinya, yang berlanjut dengan kecepatan yang meningkat baru-baru ini di tanah, wilayah udara dan perairan teritorial Lebanon.”

Pernyataan itu menyerukan "negara-negara yang ingin mempertahankan ketenangan dan stabilitas di Lebanon selatan dan Timur Tengah, untuk menyadari kebetulan pelanggaran Zionis Israel ini dengan pengajuan permintaan untuk memperluas pekerjaan pasukan UNIFIL yang beroperasi di Lebanon selatan ke Dewan Keamanan PBB.”

Kementerian tersebut menggarisbawahi rasa hormat negara tersebut untuk implementasi semua resolusi internasional, dan menyerukan "penarikan Israel segera dan tanpa syarat dari semua wilayah Lebanon yang masih didudukinya."

Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) dibentuk oleh Dewan Keamanan pada Maret 1978 untuk mengonfirmasi penarikan Israel dari Lebanon, memulihkan perdamaian dan keamanan internasional, dan membantu pemerintah Lebanon dalam memulihkan otoritas efektifnya di wilayah tersebut.

Komandan UNIFIL Mayor Jenderal Aroldo Lazaro mengatakan dia bekerja sama dengan otoritas Lebanon dan Zionis Israel "untuk mencegah eskalasi lebih lanjut," dan mendesak "semua pihak untuk menahan diri dan tidak mengambil tindakan yang dapat memperburuk situasi."

Militer Zionis Israel mengklaim pada hari Kamis (6/7) bahwa satu rudal telah ditembakkan dari Libanon selatan ke wilayah pendudukan. Tidak ada klaim tanggung jawab atas serangan itu dan tidak ada laporan tentang korban atau kerusakan.

Media Zionis Israel melaporkan tembakan misil tetapi mengutip sumber-sumber militer yang mengatakan bahwa ledakan itu berasal dari ranjau, bukan roket.

Selama beberapa tahun terakhir, Zionis Israel telah melanggar wilayah udara Lebanon hampir setiap hari, mengklaim bahwa penerbangan tersebut melayani tujuan pengawasan.

Pemerintah Libanon, gerakan perlawanan Hizbullah dan UNIFIL telah berulang kali mengutuk penerbangan tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka jelas-jelas melanggar Resolusi PBB 1701 dan kedaulatan negara Arab tersebut.

Hizbullah melawan dua perang Zionis Israel melawan Lebanon pada tahun 2000 dan 2006, memaksa militer rezim Tel Aviv mundur dengan memalukan dalam kedua kasus tersebut.

Gerakan tersebut telah berjanji untuk dengan tegas membela Lebanon jika terjadi perang lain yang dipaksakan oleh Zionis Israel.[IT/r]