FGD Penguatan Toleransi Umat Islam Lahirkan 5 Poin Dasar Piagam Wahid Hasyim
28 Jun 2023 20:32
Islam Times - Universitas Wahid Hasyim Semarang menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terpimpin atau Focus Group Discussion (FGD) tentang Penguatan Toleransi Internal Umat Islam pada tanggal 24 Juni 2023. FGD ini dihadiri oleh berbagai narasumber, termasuk Rektor Universitas Wahid Hasyim, Prof. Dr. Mudzakir Ali, dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah, Drs. KH Taslim Syahlan, MSi. Hasil dari FGD tersebut adalah Piagam Wahid Hasyim yang terdiri dari lima poin.
Poin pertama dalam piagam tersebut menekankan pentingnya mengarusutamakan ekspresi beragama yang berpresisi dengan konsensus kebangsaan yang meliputi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. Poin kedua menegaskan pentingnya toleransi antar umat Islam sebagai perekat dan peneguh kerukunan umat Islam.
Poin ketiga dalam piagam tersebut menguatkan pentingnya dakwah islamiyah yang berwawasan rahmatan lil alamin dengan menghindari sikap dan praktik kekerasan. Poin keempat menekankan penghargaan terhadap nilai-nilai luhur budaya lokal yang tidak bertentangan dengan agama dan kepribadian bangsa Indonesia. Sedangkan poin kelima menguatkan tradisi saling menghormati dalam keragaman pilihan mazhab dalam bingkai kemanusiaan.
FKUB Jawa Tengah mendapatkan amanat untuk membantu gubernur dalam merawat kerukunan umat beragama di wilayah ini. Payung hukumnya adalah Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama RI Nomor 09 dan 08 Tahun 2006. Selain itu, ada juga Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 37 Tahun 2023 yang mengatur sinergitas penguatan kerukunan umat beragama di provinsi tersebut.
KH Taslim, ketua Kerukunan Umat Beragama Jawa Tengah, Jjuga merupakan salah satu ulama Nahdhatul Ulama dalam sambutan mengatakan, "Peristiwa Karbala merupakan tragedi kemanusiaan yang melukai semua umat manusia. Maka peringatan Asyura bisa menjadi poros persatuan bukan hanya milik umat Islam, tapi seluruh umat beragama, termasuk Kristen, Hindu, Bhuda, Penghayat kepercayaan dan Khonghucu".
KH Taslim juga menjelaskan bahwa terdapat empat indikator kerukunan umat beragama, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan, dan kearifan lokal. Prinsip kerukunan umat beragama adalah kemanusiaan, kemaslahatan umum, adil, berimbang, dan taat konstitusi. Untuk mewujudkan kerukunan umat beragama, diperlukan saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan, dan kerja sama.
Sayyid Musthofa Jufri dan Muhlisin Turkan sebagai perwakilan Syiah hadir dalam acara seminar dan diskusi kebangsaan di Semarang. Acara itu digelar pada 24 Juni 2023, di gedung pertemuan tingkat 6, Kampus Universitas Wahid Hasyim Semarang yang dimulai sejak pukul 8 sampai 16:00.
Muhlisin Turkan dalam diskusi menjelaskan rumusan kerukunan umat beragama dan kerukunan Islam berangkat dari dua pondasi utama menurut Imam Ali as. Yaitu, persatuan dan kerukunan dari sisi agama dan dari sisi penciptaan manusia sebagai mahluk Tuhan. Seminar dan diskusi itu dihadiri 32 ormas Islam besar di Indonesia, termasuk NU, Muhammadiyah, Syiah dan perwakilan agama-agama ibrahimonic.
Dalam FGD ini, terdapat beberapa narasumber dan peserta, termasuk Guru Besar UIN Walisongo, Prof. Dr. Suparman Syakur, MA, serta perwakilan dari berbagai organisasi Islam dan mahasiswi Afghanistan yang sedang belajar di Universitas Wahid Hasyim. FGD ini dipandu oleh Dr. Iman Fadhilah, MSi.
Story Code: 1066567