Islam Times - Kereta Cepat Jakarta-Bandung Segera Beroperasi, 3 Bulan Pertama Gratis

Islam Times - Pada 18 Agustus mendatang, Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB akan diresmikan dan siap dioperasikan. Presiden Jokowi dijadwalkan untuk meresmikan kereta cepat ini. Setelah peresmian, pemerintah berencana melakukan promosi dengan menggratiskan tiket kepada calon penumpang yang ingin mencoba kereta cepat tersebut. Program ini akan berlaku selama 90 hari atau tiga bulan, dengan kapasitas kereta sekitar 600 orang.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyebut bahwa calon penumpang yang ingin mendapatkan tiket gratis dapat mendaftarkan diri secara online. Ia menyampaikan bahwa mulai tanggal 18 Agustus 2023 selama 90 hari, kereta cepat akan digratiskan kepada warga. Pembukaan pendaftaran secara online akan dilakukan karena kapasitas kereta hanya dapat menampung sekitar 600 penumpang. Ridwan Kamil juga mengatakan bahwa semua orang yang ingin mencoba kereta cepat tersebut dapat melakukannya tanpa membayar selama 90 hari, sebagai upaya agar semua orang dapat merasakan manfaatnya atas arahan dari Presiden.

Setelah periode gratis berakhir, kereta cepat ini akan dikenakan tarif sebesar Rp350 ribu untuk perjalanan jauh dan Rp150 ribu untuk perjalanan dekat. KCJB akan beroperasi dengan rute dari Stasiun Halim, Jakarta, menuju pemberhentian terakhir di Stasiun Tegalluar, Bandung, dan sebaliknya.

Ridwan Kamil sendiri telah mencoba kereta cepat tersebut sebelumnya. Ia mencatat bahwa perjalanan tersebut hanya memakan waktu 20 menit, dan ia merasa sangat nyaman selama berada di dalam kereta. Ia mengungkapkan kesan positifnya dengan mengatakan bahwa rasanya seperti baru masuk toilet dan langsung sampai di lokasi yang dituju.

Setelah menghadirkan KCJB, pemerintah juga telah mengkaji proyek kereta cepat ke daerah lain, seperti Yogyakarta dan Surabaya. Ridwan Kamil menyatakan bahwa saat ini sedang dilakukan kajian untuk memperluas jalur kereta cepat dari Bandung menuju Kertajati (Majalengka), Yogyakarta, Solo, dan hingga Surabaya. Teknologi yang digunakan dalam proyek ini berasal dari Tiongkok (China).