Islam Times - Erdogan Menawarkan Kenaikan Gaji yang Besar kepada Pegawai Negeri

IslamTimes - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengumumkan kenaikan gaji 45% untuk pekerja negara hanya beberapa hari menjelang pemilihan umum 14 Mei, di mana dia mencari masa jabatan ketiga di pos teratas negara.

Keputusannya akan mempengaruhi sekitar 700.000 calon pemilih

Pemerintah akan memastikan “tidak ada yang hancur” oleh inflasi, kata Erdogan setelah pertemuan dengan menteri tenaga kerja dan jaminan sosial di Ankara pada hari Selasa (9/5).

“Kami menaikkan upah sebesar 45%, termasuk bagian kesejahteraan, sehingga meningkatkan upah minimum pekerja publik menjadi 15.000 lira Turki (sekitar $770),” dia mengumumkan.

Keputusan itu akan memengaruhi pembayaran yang diterima sekitar 700.000 orang tahun ini dan 2024, menurut presiden.

“Saat Türki tumbuh dan berkembang, kami berbagi kekayaan yang dihasilkan dengan setiap anggota negara kami,” katanya, bersumpah untuk terus bekerja lebih jauh dalam meningkatkan upah minimum pegawai negeri dan menaikkan pensiun.

Erdogan juga berterima kasih kepada para penyelamat dan pegawai negeri lainnya yang terlibat dalam menangani akibat gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 50.000 orang di Türki pada awal Februari.

Gempa tersebut, yang mengungkapkan kekurangan besar dalam industri konstruksi dan standar bangunan negara, bersama dengan inflasi yang tinggi, diyakini menjadi salah satu alasan utama mengapa Erdogan bukan favorit yang jelas menjelang pemungutan suara pada hari Minggu (14/4).

Jajak pendapat yang dilakukan oleh Institut Ankara pada bulan Maret menunjukkan bahwa kurang dari 40% dari mereka yang disurvei merasa puas dengan cara pemerintah menangani gempa.

Inflasi di Türki telah menurun selama enam bulan terakhir tetapi masih tetap tinggi. Indeks harga konsumen (CPI) mencapai 43,68% bulan lalu, hampir setengahnya sejak puncak 85,51% Oktober lalu.

Menurut berbagai jajak pendapat yang dilakukan selama beberapa minggu terakhir, Erdogan – yang tetap berkuasa dalam beberapa bentuk selama dua dekade terakhir – telah tertinggal di belakang pemimpin oposisi Turki Kemal Kilicdaroglu dengan beberapa poin.[IT/r]