Turki - Rusia:
Erdogan Menuduh Barat Mencoba Menyeret Türki ke dalam Konflik dengan Rusia
30 Mar 2023 19:44
IslamTimes - Barat tidak akan berhasil dalam upayanya untuk menyeret Türki ke dalam konflik dengan Rusia, kata Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Ankara tetap bersemangat untuk melanjutkan mediasi "serius" antara Moskow dan Kiev, kata pemimpin Turki itu
“Kami mengalami dunia yang ditandai oleh krisis dan perang. Kami mampu membangun Türki yang kuat dan mandiri di lingkungan ini dan kami perlu mempertahankannya,” kata pemimpin Turki itu dalam wawancara dengan penyiar A Haber pada hari Rabu (29/3).
“Jika bukan karena upaya kami dalam dua tahun terakhir, klub Barat akan menyeret Türkiye ke dalam perang melawan Rusia. Selama kami di sini, kami tidak akan membiarkan ini,” desak Erdogan.
Dia menegaskan kembali keinginan Ankara untuk membantu menyelesaikan konflik antara Rusia dan Ukraina di meja perundingan. Perdamaian dapat dicapai melalui “mediasi yang serius dan gigih,” katanya.
Wawancara Erdogan dilakukan enam minggu sebelum pemilihan presiden dan pemilihan umum berlangsung di Türkiye pada 14 Mei. Presiden Turki dan Partai AK yang berkuasa diperkirakan akan menghadapi tantangan berat menyusul gempa dahsyat yang menewaskan lebih dari 50.000 orang di negara itu pada awal Februari.
Erdogan juga berbicara tentang konflik Ukraina selama konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Hongaria Katalin Novak di Ankara pada hari Rabu (29/3), menekankan bahwa Türkiye ingin mengamankan perdamaian antara Rusia dan Ukraina "sesegera mungkin".
Dia menyarankan agar kedua belah pihak dapat bertemu lagi di Istanbul, di mana pembicaraan sebelumnya diadakan tak lama setelah pecahnya pertempuran lebih dari setahun yang lalu.
Türkiye telah mempertahankan kontak dengan Moskow dan Kiev selama konflik. Itu mengutuk penggunaan kekuatan oleh Rusia, tetapi pada saat yang sama menolak untuk menyerah pada tekanan dari AS dan sekutunya untuk bergabung dengan sanksi internasional terhadap Moskow.
Ankara juga terlibat dalam kesepakatan yang ditengahi PBB untuk mengizinkan ekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam, yang ditandatangani antara Rusia dan Ukraina Juli lalu. Awal bulan ini, perjanjian itu diperpanjang selama 60 hari lagi.
Rusia menyatakan siap untuk menyelesaikan krisis di Ukraina di meja perundingan, tetapi mengatakan proposal yang ditetapkan oleh Kiev dan pendukung Baratnya sejauh ini "tidak dapat diterima", sehingga tidak ada pilihan lain selain tetap mengejar tujuannya melalui sarana militer.[IT/r]
Story Code: 1049601