Irak - AS:
Harakat al-Nujaba: AS Musuh, Tidak Ada Tempat bagi Orang Amerika di Irak
13 Feb 2023 10:43
IslamTimes - Kepala kelompok perlawanan Irak Harakat Hezbollah Nujaba mengatakan tidak ada persahabatan antara Baghdad dan Washington, dan pasukan pendudukan Amerika tidak dapat tinggal di negara Arab itu dengan dalih apa pun.
Akram al-Kaabi, pendiri dan sekretaris jenderal gerakan tersebut, membuat pernyataan tersebut dalam sebuah pertemuan pada hari Minggu (12/2) dengan tentara veteran kelompok perlawanan yang terluka dalam perang melawan pasukan pendudukan AS dan teroris Takfiri.
“Jalur perang salib berlanjut dan garis depan aktif karena musuh masih ada. Selama Zionisme AS dan Israel berperang melawan Tuhan, agama, dan kemanusiaan, orang-orang yang beriman pada kesucian dan nilai-nilai otentik harus melawan mereka,” kata Kaabi dalam pertemuan tersebut.
"Tidak ada persahabatan dengan Amerika," katanya. “AS adalah musuh dan akan tetap menjadi musuh. Kami tidak menerima tinggalnya pasukan Amerika, termasuk penasihat, teknisi, dan pasukan tempur. Perlawanan tidak memiliki posisi lain dan tidak akan pernah mengubahnya.”
Sementara AS mengklaim telah mengakhiri misi tempurnya di Irak, sekitar 2.500 tentara AS masih berada di negara Arab itu dalam apa yang disebut Washington sebagai misi "penasihat".
Ditekan oleh rakyat Irak, Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Irak saat itu Mustafa Al-Kadhimi menyatakan pada Juli 2021 bahwa misi AS di Irak akan beralih dari pertempuran ke peran "penasihat" pada akhir tahun itu.
Sentimen anti-Amerika telah melonjak di Irak atas petualangan militer AS di wilayah tersebut, khususnya sejak pembunuhan Washington atas komandan anti-teror Irak dan Iran di negara Arab itu tiga tahun lalu.
Jenderal Soleimani, komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, dan Abu Mahdi al-Muhandis, komandan kedua Unit Mobilisasi Populer Irak (PMU), tewas bersama rekan-rekan mereka dalam serangan sebuah drone AS yang disahkan oleh presiden saat itu Donald Trump di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.
Dua komandan anti-teror ikonik ini sangat dikagumi karena peran penting mereka dalam memerangi dan menumpas kelompok teroris Daesh Takfiri di wilayah tersebut, khususnya di Irak dan Suriah.
Dua hari setelah serangan pengecut mengguncang wilayah itu, anggota parlemen Irak dengan suara bulat menyetujui RUU yang mengharuskan pemerintah untuk mengakhiri kehadiran semua pasukan militer asing pimpinan AS di negara Arab itu.[IT/r]
Story Code: 1041029