Zionis Israel dan Konflik Ukraina:
Israel Mengisyaratkan Pergeseran Kebijakan Ukraina
3 Jan 2023 10:09
IslamTimes - Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen telah mengisyaratkan bahwa Tel Aviv akan membuat lebih sedikit pernyataan publik mengenai konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, tetapi menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan "signifikan" ke Kiev akan terus berlanjut.
Menteri Luar Negeri yang baru dilantik Eli Cohen mengatakan Zionis Israel sedang merumuskan kebijakan "bertanggung jawab" terhadap Ukraina
“Kami akan melakukan satu hal yang pasti – di depan umum, kami akan berbicara lebih sedikit,” kata Cohen tentang konflik Ukraina, dalam pidato pengukuhannya kepada staf Kementerian Luar Negeri pada hari Senin (2/1).
Dia mengatakan bahwa kementeriannya sedang mempersiapkan “penasihat terperinci” untuk dikirim ke kabinet baru “untuk merumuskan kebijakan yang bertanggung jawab.”
“Bagaimanapun, bantuan kemanusiaan yang signifikan ke Ukraina akan terus berlanjut,” tambah Cohen. Dia juga menegaskan akan berbicara langsung dengan rekannya Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada hari Selasa (3/1).
Seorang juru bicara pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang baru diangkat mengatakan kepada Times of Israel pada hari Senin bahwa PM belum menyelesaikan kebijakannya di Ukraina.
Hubungan antara Rusia dan Zionis Israel memburuk setelah peluncuran ofensif Moskow pada Februari. Mantan Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengambil sikap keras terhadap konflik tersebut, mengutuk Moskow secara terbuka dan menuduh pasukannya melakukan kejahatan perang di Ukraina.
Pada bulan Juli, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuduh Tel Aviv memberikan komentar yang “sama sekali tidak konstruktif” dan “bias” tentang konflik tersebut.
Pemerintah Presiden Vladimir Zelensky telah berulang kali meminta lebih banyak bantuan militer dari Zionis Israel, khususnya di bidang pertahanan udara. Pada bulan November, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan sistem pertahanan Iron Dome negara itu tidak dapat dikirim ke Ukraina karena tidak memiliki "basis produksi yang cukup besar" untuk memenuhi pasar ekspor serta kebutuhan domestiknya.
Komentar Cohen pada hari Senin ditafsirkan oleh Koresponden Timur Tengah Axios Barak Ravid sebagai tanda bahwa Zionis Israel akan mengambil "garis yang lebih pro-Rusia" dalam konflik tersebut. Namun, profesor dan komentator keamanan internasional Max Abrahms membalas, dengan mengatakan itu bukan garis pro-Rusia sebagai “garis pro-Zionis Israel.”
Cohen, yang diangkat sebagai menteri luar negeri oleh Netanyahu Kamis lalu, sebelumnya memimpin kementerian ekonomi dan intelijen.
Dalam pidatonya, Menlu juga mengatakan bahwa hubungan Zionis Israel dengan Amerika Serikat “menjadi prioritas utama kami” dan bahwa “tidak ada pengganti untuk hubungan Zionis Israel-AS.”[IT/r]
Story Code: 1033385