Rusia dan Gejolak Suriah:
Rusia: Teroris HTS dan Helm Putih Mempersiapkan Serangan Bendera Palsu di Idlib Suriah
15 Nov 2022 05:20
IslamTimes - Rusia telah memperingatkan bahwa anggota kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham [HTS] bersama dengan apa yang disebut kelompok pertahanan sipil White Helmets berencana hendak melakukan serangan bendera palsu lainnya terhadap warga sipil di provinsi barat laut Idlib untuk menuduh pasukan militer Suriah dan Rusia. .
“Militer Rusia telah menerima informasi bahwa teroris Hayat Tahrir al-Sham, bekerja sama dengan perwakilan White Helmets, bermaksud hendak melakukan provokasi di zona de-eskalasi Idlib,” kata wakil kepala Pusat Rekonsiliasi Penentang Kementerian Pertahanan Rusia. Sisi di Suriah, Mayor Jenderal Oleg Yegorov.
Dia menambahkan bahwa serangan bendera palsu dimaksudkan untuk memberatkan Tentara Suriah dan pasukan Rusia dan menuduh mereka melakukan operasi terhadap daerah berpenduduk dan fasilitas sipil.
Kelompok White Helmets, yang mengaku sebagai LSM kemanusiaan, dikenal karena koordinasinya dengan kelompok teror di Suriah untuk melakukan serangan kimia yang dipentaskan untuk menuduh Tentara Suriah bersalah dan membuat dalih untuk serangan militer oleh koalisi militer pimpinan AS yang hadir di Suriah sejak 2014.
Pada 14 April 2018, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis melakukan serangkaian serangan udara terhadap Suriah atas dugaan serangan senjata kimia di kota Douma, yang terletak sekitar 10 kilometer timur laut ibu kota Damaskus.
Dugaan serangan itu dilaporkan oleh kelompok White Helmets, yang menerbitkan video yang menunjukkan mereka konon merawat para penyintas.
Washington dan sekutunya menyalahkan Damaskus atas serangan Douma, tuduhan yang ditolak keras oleh pemerintah Suriah.
Media Barat dan pemerintah telah berulang kali menuduh pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia terhadap warganya sendiri dalam perang melawan teroris.
Sementara Suriah menyerahkan persediaan senjata kimianya pada tahun 2014 ke misi bersama yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia [OPCW], yang mengawasi penghancuran persenjataan tersebut. Ia juga secara konsisten membantah menggunakan senjata kimia.
Rusia telah menyediakan pasukan Suriah dengan bantuan militer penting dalam pertempuran yang sedang berlangsung di negara Arab yang dilanda konflik.
Bantuan Rusia, yang dimulai pada September 2015 atas permintaan resmi pemerintah Suriah, telah terbukti efektif karena Suriah terus merebut kembali daerah-daerah utama dari sisa-sisa kelompok teroris Wahhabi Daesh [singkatan bahasa Arab untuk “ISIS” / “ISIL”] dan lainnya faksi teroris yang didukung asing.[IT/r]
Story Code: 1024663