Islam Times - Rusia Peringatkan 'Israel' tentang Pembalasan jika Memberikan Bantuan Militer ke Ukraina

Rusia Peringatkan 'Israel' tentang Pembalasan jika Memberikan Bantuan Militer ke Ukraina

IslamTimes - Rusia telah memperingatkan bahwa mereka akan mengambil tindakan pembalasan terhadap Zionis 'Israel' jika rezim Tel Aviv memasok Ukraina dengan peralatan militer dan bantuan di tengah konflik militer di sana.

Jaringan berita televisi Bloomberg, mengutip dua sumber yang tidak disebutkan namanya yang akrab dengan kebijakan Rusia, melaporkan bahwa Moskow akan merespons jika Zionis Israel menyerahkan sistem rudal secara langsung atau melalui pihak ketiga ke Ukraina. Laporan itu tidak merinci tindakan apa yang mungkin diambil pejabat Rusia.

Rezim Tel Aviv tampaknya menghangat dengan gagasan memasok peralatan militer ke Ukraina.

Namun, perubahan administrasi yang akan datang di wilayah yang diduduki Zionis Israel membuat kebijakan masa depan dipertanyakan. Benjamin Netanyahu, yang diperkirakan akan membentuk kabinet Zionis Israel berikutnya, dikenal karena hubungan baiknya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Laporan Bloomberg mengikuti pernyataan yang dibuat oleh mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev bulan lalu, yang mengatakan Zionis Israel akan "menghancurkan" semua hubungan dengan Moskow jika Tel Aviv bersikeras pada "langkah yang sangat sembrono" untuk memasok senjata ke Ukraina.

Menteri urusan diaspora rezim Zionis Israel Nachman Shai mengatakan pada 17 Oktober bahwa “waktunya telah tiba bagi Ukraina untuk menerima bantuan militer” dari Zionis Israel setelah mengulangi tuduhan bahwa Iran mengirim senjata ke Rusia, meskipun ada penolakan tegas atas tuduhan semacam itu oleh Tehran.

“Zionis Israel tampaknya akan memasok senjata ke rezim Kyiv; langkah yang sangat ceroboh. Ini akan menghancurkan semua hubungan antarnegara antara Moskow dan Tel Aviv, Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, kemudian menulis dalam sebuah posting Telegram sebagai tanggapan," mengatakan bahwa Ukraina memuji pahlawan "Nazi".

“Jika mereka dipasok dengan senjata maka sudah waktunya bagi Zionis Israel untuk menyatakan [Stepan] Bandera dan [Roma] Shukhevych sebagai pahlawan mereka,” tambah politisi senior Rusia itu, merujuk pada para pemimpin nasionalis Ukraina tahun 1940-an dan 1950-an.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada Channel 12 “Uvda” pada hari Selasa bahwa Zionis Israel baru-baru ini setuju untuk menyediakan negaranya dengan sistem radio yang diminta pada bulan Februari.

Pada hari Minggu, Duta Besar Ukraina untuk Israel Yevgen Korniychuk juga mengatakan ada kemajuan “pada beberapa masalah teknis” terkait dengan kerja sama militer antara Kyiv dan Tel Aviv, khususnya mengenai tawaran Zionis Israel untuk menyediakan teknologi peringatan rudal.

Kembali pada bulan April, Menteri Luar Negeri Israel saat itu Yair Lapid menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di Ukraina. Moskow membalas, menuduh rezim menggunakan Ukraina untuk "mengalihkan" perhatian global dari agresinya terhadap Palestina.

Ukraina telah menjadi sasaran operasi militer Rusia sejak 24 Februari, dengan Moskow mengatakan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk "demiliterisasi" wilayah Ukraina timur Donbas.

Memerintahkan operasi itu, Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengatakan misi itu ditujukan untuk “membela masyarakat yang selama delapan tahun menderita penganiayaan dan genosida oleh rezim Kyiv.”

Kembali pada tahun 2014, wilayah tetangga Donetsk dan Luhansk – yang bersama-sama membentuk Donbas – mendeklarasikan diri sebagai republik merdeka, menolak untuk mengakui pemerintah Ukraina yang didukung Barat. Deklarasi kemerdekaan terjadi akibat konflik antara pasukan pro-Rusia di kawasan itu dan militer Ukraina.[IT/r]