Islam Times - Perusuh Bersenjata Membunuh Anggota Pasukan Sukarelawan Basij, Melukai 10 Petugas Polisi di Provinsi Alborz Iran

Perusuh Bersenjata Membunuh Anggota Pasukan Sukarelawan Basij, Melukai 10 Petugas Polisi di Provinsi Alborz Iran

IslamTimes - Protes telah berubah menjadi kekerasan di Provinsi Alborz Iran, sebelah barat ibukota Tehran, dengan laporan mengatakan perusuh bersenjata telah membunuh seorang anggota pasukan sukarelawan Basij dan melukai setidaknya 10 petugas polisi dalam kerusuhan tersebut.

Kantor berita resmi Iran IRNA mengatakan pada hari Kamis (3/11) bahwa sejumlah perusuh di Karaj, ibu kota Provinsi Alborz, dengan dalih hari ke-40 sejak kematian salah satu dari mereka yang tewas dalam protes yang didukung asing baru-baru ini, mencoba untuk memblokir satu dari jalan utama yang menghubungkan kota barat ke Provinsi Qazvin, menciptakan lalu lintas yang padat.

Setelah malapetaka, polisi dan pasukan keamanan turun tangan untuk membubarkan para perusuh dan membuka kembali jalan, namun, para perusuh mencoba untuk menutup jalan dengan menyalakan api dan melemparkan batu dan puing-puing konstruksi ke pasukan.

Para perusuh juga mulai merusak rambu-rambu jalan dan memprovokasi masyarakat dengan meneriakkan slogan-slogan.

Menurut IRNA, para pengacau, bersama dengan pengunjuk rasa yang kejam, menyerang pasukan polisi sambil menghentikan salah satu mobil mereka, melukai tiga petugas dengan serius.

Para perusuh juga membakar kios polisi di Lapangan Hesarak di Karaj dan sebuah mobil polisi di lingkungan terdekat.

Kerusuhan pecah di Iran pada 16 September setelah seorang wanita muda Iran, yang diidentifikasi sebagai Mahsa Amini meninggal. Wanita berusia 22 tahun itu pingsan di kantor polisi di ibukota, Tehran, dan kemudian dinyatakan meninggal di rumah sakit. Sebuah laporan resmi oleh Organisasi Kedokteran Hukum Iran mengatakan bahwa kematian kontroversial Amini disebabkan oleh penyakit daripada dugaan pukulan ke kepala atau organ tubuh vital lainnya.

Para perusuh telah mengamuk di seluruh negeri, menyerang petugas keamanan, melakukan vandalisme terhadap properti publik, dan menodai kesucian agama.

Pemerintah AS dan sekutu Eropanya selama beberapa pekan terakhir memberlakukan sanksi terhadap sejumlah individu dan entitas Iran atas apa yang mereka klaim sebagai tindakan keras terhadap pengunjuk rasa yang melakukan kekerasan di seluruh negeri setelah kematian wanita keturunan Kurdi berusia 22 tahun dalam tahanan polisi di Tehran.[IT/r]