Islam Times - Arab Saudi Mengecam AS karena Menggunakan Cadangan Minyak untuk Memanipulasi Harga, Memperingatkan Masa Depan yang 'Menyakitkan'

Arab Saudi Mengecam AS karena Menggunakan Cadangan Minyak untuk Memanipulasi Harga, Memperingatkan Masa Depan yang 'Menyakitkan'

IslamTimes - Ketika keretakan antara Arab Saudi dan Amerika Serikat melebar atas produksi minyak, menteri energi Saudi telah mencela negara-negara, termasuk AS, karena menggunakan cadangan minyak darurat untuk memanipulasi harga, memperingatkan pasar energi akan lebih sakit lagi dalam waktu dekat.

"Orang-orang menghabiskan stok darurat mereka, telah menghabiskannya, menggunakannya sebagai mekanisme untuk memanipulasi pasar sementara tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kekurangan pasokan," kata kepala energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman di Future Initiative Investment (FII). konferensi di Riyadh pada hari Selasa (25/10).

"Namun, adalah tugas saya yang mendalam untuk menjelaskan kepada dunia bahwa kehilangan stok darurat mungkin menyakitkan di bulan-bulan mendatang."

Kepala energi Saudi mengatakan Riyadh tetap menjadi pemasok minyak paling andal di dunia dan telah meningkatkan penjualannya ke Eropa menjadi 950.000 barel pada September dari 490.000 pada waktu yang sama tahun lalu.

Ketika ditanya tentang bagaimana mengembalikan hubungan energi dengan Washington ke jalurnya, Pangeran Abdulaziz mengatakan Riyadh telah memilih untuk "menjadi orang dewasa dan membiarkan dadu jatuh."

Meskipun Pangeran Abdulaziz tidak memilih AS dalam komentarnya, dia tampaknya kritis terhadap keputusan Presiden Joe Biden untuk menjual minyak dari stok darurat negara saat dia mencoba menurunkan harga bensin menjelang pemilihan paruh waktu pada 8 November.

Komentar oleh kepala energi Saudi datang hanya seminggu setelah Washington memutuskan untuk melepaskan 15 juta barel dari cadangan minyak strategis untuk mengekang harga. Tahap itu adalah untuk menyelesaikan pelepasan 180 juta barel yang disahkan pada musim semi, sebagai tanggapan atas kenaikan harga terkait dengan operasi militer Rusia di Ukraina.[IT/r]