Islam Times - PM Yordania: Amman Tidak Pernah Menganggap Iran Sebagai Sumber Ancaman, Mencari Hubungan Bilateral yang Damai

PM Yordania: Amman Tidak Pernah Menganggap Iran Sebagai Sumber Ancaman, Mencari Hubungan Bilateral yang Damai

IslamTimes - Perdana Menteri Yordania Bisher al-Khasawneh mengatakan negaranya tertarik pada peningkatan hubungan baik dan bersahabat dengan Iran dan tidak pernah memandang Republik Islam sebagai ancaman bagi keamanan nasionalnya.

Khasawneh mengatakan dalam sebuah wawancara dengan jaringan berita televisi Arab BBC bahwa Amman terbuka untuk "hubungan yang sehat" dengan Republik Islam.

“Kami tidak pernah melihat Iran sebagai sumber ancaman terhadap keamanan nasional kami,” katanya dalam wawancara yang disiarkan pada Minggu (10/7) malam.

Perdana menteri Yordania juga menggambarkan hubungan Amman dengan Arab Saudi sebagai hubungan bersejarah.

Akhir bulan lalu, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan negara-negara Arab mencari promosi hubungan diplomatik dengan Iran, dengan tegas menolak adanya pembicaraan tentang pembentukan aliansi militer anti-Iran mirip NATO di Timur Tengah dengan partisipasi entitas Zionis "Israel".

“Tidak ada proposal seperti itu,” kata Safadi dalam sebuah wawancara dengan jaringan berita televisi berbahasa Arab al Jazira pada 28 Juni.

Safadi menggarisbawahi bahwa masalah itu tidak ada dalam agenda perjalanan Timur Tengah Presiden AS Joe Biden, yang akan membawanya ke Palestina dan Arab Saudi yang diduduki.

Diplomat top Yordania juga menolak laporan media Barat dan Zionis "Israel" bahwa negara-negara Arab dan rezim Tel Aviv berencana untuk membentuk aliansi militer, dengan bantuan Amerika Serikat, untuk menghadapi Iran.

Pekan lalu, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengungkapkan bahwa AS dan entitas "Israel" berusaha untuk meletakkan dasar bagi apa yang disebut aliansi keamanan dengan beberapa negara Arab regional untuk melawan apa yang mereka sebut ancaman dari Iran.

Diskusi mengenai rencana tersebut masih dalam tahap awal dan telah mendapat perlawanan dari beberapa negara Arab yang menolak berbisnis dengan entitas Zionis "Israel", Reuters pada hari Kamis mengutip empat sumber mengatakan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan'ani mengatakan pada hari Sabtu (9/7) bahwa peningkatan kehadiran Amerika Serikat di Timur Tengah hanya akan menimbulkan ketidakamanan di kawasan itu dan membantu lebih lanjut menyebarkan kegiatan teroris.

“Setiap tindakan untuk membuka jalan bagi peningkatan kehadiran dan peran Amerika Serikat dalam mekanisme keamanan regional tidak akan menghasilkan apa-apa selain ketidakamanan, ketidakstabilan, dan penyebaran terorisme di seluruh kawasan,” kata juru bicara Iran.[IT/r]