Turki - NATO:
Turki Mengeluarkan Peringatan NATO Baru ke Swedia dan Finlandia
2 Jul 2022 02:39
IslamTimes - Turki tidak akan meratifikasi tawaran NATO dari Swedia dan Finlandia sampai negara-negara Nordik memenuhi janji yang telah mereka buat ke Ankara, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjelaskan pada hari Kamis (30/6).
Jika Helsinki dan Stockholm gagal memenuhi janji mereka, aplikasi tidak akan dikirim ke parlemen Turki sama sekali, tambahnya.
“Kuncinya adalah agar janji menjadi kenyataan,” kata Erdogan saat konferensi pers di akhir KTT NATO di Madrid. "Pertama Swedia dan Finlandia harus melaksanakan tugas mereka dan itu ada dalam teks ... Tetapi jika tidak, tentu saja tidak mungkin ratifikasi dikirim ke parlemen kami," tambahnya.
Tawaran keanggotaan negara mana pun harus didukung oleh semua negara anggota NATO dan diratifikasi oleh pemerintah mereka sebelum proses aksesi benar-benar dapat dimulai.
Turki dan kedua negara Nordik mencapai kesepakatan 10 poin, yang melibatkan penganiayaan terhadap kelompok yang dianggap Ankara sebagai "teroris" dan mencabut embargo senjata, awal pekan ini.
Akibatnya, Turki akan memantau secara ketat apakah Swedia dan Finlandia memenuhi janji mereka, seperti menyerahkan puluhan orang yang dicari oleh Ankara. “Swedia telah berjanji untuk mengekstradisi 73 teroris ke Turki,” kata Erdogan.
“Ini adalah permulaan, kami akan mengikuti dengan cermat implementasi janji-janji yang dibuat dalam memorandum dan mengambil tindakan yang sesuai,” tambahnya, memuji kesepakatan itu sebagai “kemenangan diplomatik” besar bagi Turki.
Baik Finlandia dan Swedia bergegas untuk bergabung dengan blok NATO yang dipimpin AS setelah konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina pecah pada akhir Februari. Sementara kedua negara telah mempertahankan hubungan dekat dengan blok itu selama beberapa dekade, sampai sekarang mereka tetap netral secara formal.
Namun, upaya NATO mereka menemui jalan buntu ketika Turki menyuarakan keprihatinan atas kedua negara yang menyembunyikan anggota kelompok yang dianggapnya sebagai “teroris.” Kelompok-kelompok itu termasuk Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang dan apa yang disebut Organisasi Teroris Fethullah Gulen (FETO), sebuah organisasi yang diduga dipimpin oleh ulama Turki yang berbasis di AS, Gulen. Ankara percaya FETO menjadi penyebab di balik upaya 2016 yang gagal untuk menggulingkan Erdogan.[IT/r]
Story Code: 1002208