Lebanon - Palestina:
Pejabat Hizbullah: Normalisasi Saudi-Israel 'Menusuk dari Belakang' Masalah Palestina
28 Jun 2022 03:26
IslamTimes - Seorang pejabat tinggi dari gerakan perlawanan Hizbullah Libanon telah mengecam upaya klandestin Arab Saudi untuk menormalkan hubungan diplomatik dengan Zionis Israel, dengan mengatakan bahwa langkah-langkah seperti itu merupakan “tikaman dari belakang” bagi perjuangan dan bangsa Palestina.
“Ancaman Zionis Israel terhadap ... perlawanan [front] adalah sia-sia, dan tidak akan merusak kekuatan Lebanon, yang bergantung pada tentara, bangsa dan front perlawanannya,” Sheikh Nabil Qaouk, wakil kepala dewan eksekutif Hizbullah, mengatakan pada hari Senin (27/6).
Dia menambahkan, “Setiap aliansi antara Arab Saudi dan Zionis Israel akan seperti menikam belati di belakang Lebanon, Palestina, Suriah dan seluruh dunia Muslim.”
“Lebanon dan Hizbullah setia kepada Palestina dan perjuangan Palestina,” kata Sheikh Qaouk.
Menteri luar negeri Zionis Israel telah mengatakan bahwa rezim tersebut sedang mencari perjalanan Timur Tengah Presiden AS Joe Biden bulan depan untuk membantu meningkatkan hubungan dengan Arab Saudi.
“Fakta bahwa presiden akan terbang langsung dari sini ke Arab Saudi mungkin menandakan bahwa ada hubungan antara kunjungan dan kemampuan untuk meningkatkan hubungan,” kata Yair Lapid pada konferensi pers di al-Quds pada 15 Juni.
Meskipun Zionis Israel dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik formal, Riyadh baru-baru ini telah mengambil sejumlah langkah menuju normalisasi hubungan dengan rezim Tel Aviv.
Kembali pada 30 Mei, Lapid mengatakan rezim Tel Aviv berkoordinasi dengan Amerika Serikat dan negara-negara Teluk Persia dalam proses untuk menormalkan dan membangun hubungan diplomatik penuh dengan Arab Saudi.
“Kami percaya ada kemungkinan untuk melakukan proses normalisasi dengan Arab Saudi. Itu untuk kepentingan kami,” kata menteri luar negeri Zionis Israel kepada Radio Angkatan Darat.
“Kami sudah mengatakan bahwa ini adalah langkah selanjutnya setelah [yang disebut] Kesepakatan Abraham untuk membicarakan proses yang panjang dan hati-hati,” tambahnya, merujuk pada kesepakatan normalisasi 2020 yang dicapai Israel dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko dan Sudan di bawah mantan presiden AS Donald Trump.
Lapid memperingatkan bahwa proses normalisasi dengan Arab Saudi akan memakan waktu lama dengan kemajuan dalam langkah-langkah kecil, dengan menegaskan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan keamanan yang dipertaruhkan.
Bulan lalu, seorang pejabat tinggi Israel dilaporkan mengunjungi Arab Saudi dan bertemu dengan seorang pejabat senior Saudi, memicu spekulasi bahwa kedua belah pihak dapat mengambil langkah timbal balik menuju "normalisasi" hubungan mereka.[IT/r]
Story Code: 1001501