QR CodeQR Code

Rusia Penyebab Ubun-Ubun Penguasa Arab dan Barat Berasap

26 Oct 2015 04:20

Islam Times - Sejauh ini, Rusia mengerahkan pesawat pengintai jenis Ilyushin Il-20 atau, oleh NATO lebih dikenal dengan nama "Coot" yang kemampuannya kira-kira setara dengan pesawat pengintai Angkatan Laut AS, P-3 Orion, pesawat andalan sebagai alat mata-mata Pentagon.


Pemerintah Federal Rusia mengirimkan jet-jet tempur, pesawat tanpa awak (drone), dan pesawat pembom ke Suriah untuk memperkuat tentara Suriah, hal yang membuat ubun-ubun pejabat Pentagon dan sekutu semakin memanas. Ditambah lagi, serangan Rusia itu tidak saja menargetkan kelompok Takfiri ISIS, juga kelompok pemberontak yang oleh AS dinyatakan sebagai pemberontak "moderat" yang selama ini menjadi pion aktif AS di Suriah.

Jika perhatian kita alihkan pada peralatan militer Rusia yang disebar dan yang digunakan Moskow di Suriah, ternyata alat-alat itu super canggih, termasuk, sinyal intelijen, drone, tank dan peralatan perang elektronik yang bisa menghancurkan blokade udara.

Ini mungkin yang tidak pernah terbayangkan oleh AS dan sekutunya di Suriah.

Sejauh ini, Rusia mengerahkan pesawat pengintai jenis Ilyushin Il-20 atau, oleh NATO lebih dikenal dengan nama "Coot" yang kemampuannya kira-kira setara dengan pesawat pengintai Angkatan Laut AS, P-3 Orion, pesawat andalan sebagai alat mata-mata Pentagon.

Pesawat Ilyushin Il-20 itu dilengkapi dengan peralatan berteknologi tinggi seperti radar surveillance, penyadapan elektronik, dan sensor optik serta inframerah. Yang menjadikannya sebagai salah satu pesawat mata-mata utama Kremlin. Pesawat ini juga membawa alat ampuh yang mampu mencari dan mendeteksi setiap unit-unit pemberontak secara otomatis dan mengirim target kepada pesawat tempur Rusia sebagai target serangan.

Rusia juga menumpuk aset intelijen dan alat-alat perang elektronik, termasuk penyebaran mobil Krasukha-4, sistem persenjataan dengan teknologi elektronik yang benar-benar baru dan mampu melumpuhkan berbagai jenis senjata yang terkoneksi dengan satelit dengan keakuratan tinggi. Krasukha juga merupakan sistem radio-elektronik dinamis yang berbasis di darat, dengan target utamanya adalah senjata radio-elektronik udara (seperti kendaraan tanpa awak atau drone), dan sistem pertahanan udara yang dipandu oleh radar. Sistem Krasukha ditujukan untuk mengganggu sistem radar udara jarak jauh dengan jangkauan 250 kilometer. Krasukha 2 juga dapat menganggu radar udara lain, termasuk radar rudal jelajah. Dan, Krasukha-4 ini punya fleksibililtas luar biasa yang bisa ditempatkan mana saja, mulai kendaraan darat, kapal laut hingga pesawat terbang.

Keberadaan Krasukha-4 di Suriah dilaporkan oleh Sputnik News, outlet Rusia, yang dalam laporannya mengaku melihat sistem jamming khas pada jet Rusia di lapangan terbang Suriah di Latakia.

Penyebaran pesawat IL-20, atau Coot, mungkin merupakan indikasi paling jelas bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin ingin memastikan pasukannya di Suriah tidak hanya bergantung pada pasukan Assad untuk mendapatkan informasi,- dan bahkan Rusia dapat mempersiapkan peran tempur darat.

Transfer alat peperangan elektronik canggih Rusia di Suriah adalah contoh terbaru Moskow dalam menerapkan strategi hybrid Warfare untuk mencapai tujuan strategis dengan menggunakan seminimal mungkin kekuatan militer. Jika diamati, penyebaran Krasukha di Suriah, merupakan sebagai alat paling efektif membedah zona larangan terbang yang dikenakan AS di utara Suriah.

Penggunaan alat-alat mutakhir dan sinyal intelijen serta alat-alat peperangan elektronik merupakan indikasi niat tulus yang benar-benar kuat dari Rusia di Suriah.

Penggunaan alat perang baru Rusia- khususnya peralatan yang dirancang untuk memberikan informasi - muncul di tengah perdebatan sengit antara Vladimir Putin dan Obama atas target sejati Rusia di perang udara Suriah. Pemimpin Rusia itu sebelumnya bersikeras hanya memukul target yang terkait dengan kelompok ISIS, namun posisi-posisi kelompok pemberontak di negara itu yang didukung AS, Turki, Qatar dan Sauri- disebari semua peralatan canggih terutama di daerah yang dihuni oleh kelompok-kelompok yang memerangi Assad, tanpa pengecualian.

Tapi, Rusia dan Suriah memiliki sejarah panjang kerjasama intelijen dalam memerangi kelompok pemberontak di negara itu, dan Rusia sebelumnya telah memasok alat-alat sinyal intelijen untuk pemerintah Suriah.

Aset penting lainnya yang dikerahkan Rusia ke Suriah adalah Tank Lapis Baja jenis R-166-0,5, yang bisa diperintah dan dikontrol untuk satu batalion pasukan darat Rusia. Keberadaannya di Suriah sangat menarik, karena hal itu menyiratkan kehadiran detasemen batalyon kekuatan pasukan darat.

Awal musim panas kemarin, blog militer melaporkan, tentara Suriah telah menerima dari Rusia Tank baru jenis R-330P sebagai jammers komunikasi. Alat komunikasi radio sederhana untuk merusak koordinasi pasukan pemberontak dalam operasi dan serangan.

Selain Krasukha, IL-20, dan Kapal pengintai Vasily Tatishchev, Rusia juga menyebarkan aset terbaiknya ke Suriah untuk menyasar sasaran yang benar-benar sangat sulit dijangkau oleh angkatan udara negara itu. Tapi penyebaran alat itu masih cukup terbatas, dan penggunaannya masih menunggu perintah Putin untuk mencapai target dengan jumlah kerusakan minimal.

Dengan penyebaran jet tempur, beberapa aset penting angkatan laut, jammer, dan pesawat sinyal intelijen, Putin telah berhasil membentuk kembali keseimbangan kekuatan di Suriah. Dan ini adalah sebuah usaha yang disebut dengan prestasi besar dengan upaya kecil. Hal yang menambah ubun-ubun penguasa Arab-Arab berigal, Turki, dan AS semakin mengepulkan asap daging terbakar. [IT/Onh/Ass]


Story Code: 493585

News Link :
https://www.islamtimes.com/id/article/493585/rusia-penyebab-ubun-penguasa-arab-dan-barat-berasap

Islam Times
  https://www.islamtimes.com