Warisan Imam Khomeini: Bangkitnya Kaum Tertindas
6 Jun 2024 17:20
Islam Times - Rakyat Iran dan para pecinta keadilan di dunia kembali berduka. Seperti tahun-tahun sebelumnya, jutaan orang di berbagai belahan dunia menggelar Haul ke-35 mengenang wafatnya Ayatullah Ruhullah Khomeini, Bapak Revolusi Islam sekaligus pendiri Republik Islam Iran. Tidak sekedar menghormati sosok Imam, mereka berusaha membumikan warisan yang ditinggalkan beliau.
Salah satu warisan terpenting Imam Khomeini adalah masalah Palestina, yang kini menjadi pusat perhatian di seluruh dunia. Imam Khomeini sejak awal memegang teguh prinsip-prinsip perjuangan pembebasan Palestina, dan menganggapnya sebagai problem utama bagi dunia Islam.
Ketika Perang Arab-Israel tahun 1973 terjadi, Imam Khomeini memberikan pesan kepada negara-negara Islam. Beliau mendesak mereka untuk bersatu, menyamakan langkah, ide dan strategi dalam menghadapi Israel. Imam juga menguraikan langkah-langkah strategi komprehensif untuk perjuangan melawan Israel, termasuk di antaranya:
- Memberikan dukungan penuh kepada front depan Perlawanan
- Menghindari perpecahan internal dan eksternal
- Menentang kekuatan pendukung Israel dan
- Memberikan support penuh baik material dan spiritual kepada Front Perlawanan.
Imam Khomeini percaya bahwa persatuan di antara negara-negara Islam dan umat Islam dengan berbagai mazhab sangat urgen untuk pembebasan Palestina. Untuk itu, pada tahun 1979, Imam Khomeini menetapkan Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai hari solidaritas terhadap rakyat Palestina atau Hari al-Quds Internasional. Di mata beliau, masalah Palestina adalah sandaran utama persatuan bagi negara-negara dan umat Islam.
Hari ini, Palestina tidak hanya menjadi simbol pengorbanan umat Islam, tetapi juga sebagai pengingat penting untuk waspada terhadap ancaman kanker (Israel).
Dalam wasiat politik yang ditulis di hari-hari terakhir hidupnya, Imam Khomeini menekankan kembali pentingnya perjuangan Palestina. Beliau mendesak pemimpin dan rakyat negara-negara Islam menentang Israel, yang dianggapnya sebagai musuh Allah dan Islam.
Di sisi lain, AS dan Israel membuat propaganda liar mengenai Iran, dan berusaha membuat isu Palestina sebagai isu kedua di dunia Islam dan global. Mereka mengecilkan masalah Palestina dengan menggaungkan nasionalisme Arab; bahwa hanya negara-negara Arab sekitar lah yang berhak menyelesaikan problem Palestina. Terbaru, AS juga menawarkan solusi dengan membuat berbagai macam perjanjian antara Israel dengan negara-negara Arab seperti Mesir, Yordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dll.
Nampaknya propaganda itu berhasil sehingga penguasa-penguasa di negara-negara Arab tersebut menganggap masalah Palestina tidak lagi patut diperjuangkan.
Dalam kondisi seperti itu, Imam Khomeini berdiri sendirian dengan tegas menepis propaganda AS itu dan menolak pan Arabisme.Imam menegaskan bahwa persoalan ini berkaitan erat dengan kemanusiaan, bukan hanya agama dan Islam.
Imam Khomeini mengajarkan kepada kita untuk berani berdiri kokoh melawan penindas dan membela yang tertindas, sekalipun yang tertindas adalah Yahudi atau Nasrani. Imam mengajak semua orang untuk tegas melawan para penginjak hak asasi, apapun posisinya.
Kini, 35 tahun sepeninggal beliau, dunia menyaksikan suara Imam yang semakin hidup. Dunia menyaksikan aksi protes para mahasiswa dan kaum intelektual di berbagai belahan dunia untuk mendukung Palestina. Eskalasi terjadi selepas ratusan mahasiswa Universitas Columbia AS yang menggelar aksi protes pertengahan April ditangkap polisi. Aksi protes kemudian menjalar ke seluruh dunia, dan insya Allah akan terus berlanjut, di AS, Eropa, Inggris, Kanada bahkan Australia, meski polisi keras memberangus.
Aksi protes yang kian meluas itu pada kenyataannya menandai perubahan pola pandang dan pikir kaum intelektual muda secara revolusioner di Eropa dan Amerika bahkan Asia.
Lalu apa yang melandasi anak-anak muda terpelajar itu memilih berontak atas ketidakadali?
Sejatinya, perlawanan kaum intelektual ini merupakan bukti nyata bahwa warisan Imam Khomeini telah menjadi ideologi perlawanan kaum tertindas melawan penindas. Berkat warisan sang arsitek besar revolusi Islam, mata dunia terjaga dan bangkit melawan keangkuhan Zionis Israel. [mt]
Story Code: 1140039