QR CodeQR Code

Gejolak Palestina:

Siapa Pemenang Perang Gaza?

17 Nov 2023 06:36

Islam Times - Perang hampir mencapai hari ke-40. Berusaha menang, Israel membabi buta mengebom kawasan Palestina yang  menurut hukum internasional harus aman dan bebas penargetan ketika terjadi perang. Sementara di darat, pejuang Hamas terus menghancurkan tank-tank Israel. Pertanyaan kemudian muncul, siapakah yang akan menjadi pemenang dalam perang paling berdarah dalam sejarah Palestina ini?


Pouya Mirzai dalam sebuah analisa yang diturunkan Nour News menganalisa hal ini. Di dunia saat ini, tulisnya, di mana “kekuatan sipil” lebih menentukan tren politik, sosial, ekonomi, dan keamanan di dunia, demonstrasi publik yang jarang dan terus-menerus terjadi di negara-negara yang pemerintahannya merupakan pendukung utama Israel, menunjukkan realitas tersembunyi dalam berbagai masyarakat dan besarnya kesenjangan antara opini publik dan praktik penguasa.

Dan yang kini menjadi pertanyaan utama opini publik dunia adalah, front manakah yang akan menjadi pemenang dari perang tak setara ini?

Secara logis, pertanyaan ini dapat dijawab dari dua sudut pandang; “aspek lapangan” dan “aspek strategis”. Mengkaji kedua aspek ini dan hasilnya dapat memberi perkiraan yang lebih akurat mengenai pemenang pertempuran ini.

Dari sudut pandang lapangan; meski mengira mampu memulihkan martabatnya yang hilang setelah “Badai Al-Aqsa”, rezim Zionis telah membunuh lebih dari 11.000 orang, lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak, selama periode ini dengan pemboman yang membabi buta dan brutal. Namun, para pakar militer dan keamanan mengatakan bahwa rezim itu gagal memberikan efek jera atau bahkan pukulan telak terhadap kekuatan dan kapasitas utama kelompok Perlawanan.

Sementara itu, gelombang migrasi balik semakin meningkat di wilayah-wilayah pendudukan, dan karena meningkatnya masalah dan krisis internal, warga Israel terus-menerus menyatakan protes mereka terhadap sikap agresif dan ketidakmampuan pemerintah Netanyahu untuk menjamin keamanan mereka dengan mengadakan pertemuan besar dan demonstrasi.

Selain itu, perbedaan politik dalam tubuh penguasa rezim Zionis, tentara dan aparat keamanan semakin hari semakin meningkat. Ini membuat stabilitas umum dan stabilitas struktural rezim menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Di sisi lain, masyarakat Gaza dan Tepi Barat mendukung penuh kelompok perlawanan dan  memiliki semangat tak tergoyahkan, yang memperkuat dan mendorong perjuangan melawan rezim Zionis. Dan bukan sekedar kohesi antar komponen negara,  Perlawanan Palestina telah meningkat dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dukungan menyeluruh dari kelompok Perlawanan di Irak, Lebanon, dan Yaman telah memperkuat Perlawanan Palestina pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dari sudut pandang strategis; contoh-contoh kegagalan Zionis dan pemerintahan Netanyahu yang bermasalah semakin terlihat jelas. Upaya bertahun-tahun untuk membalikkan kebenaran dan menutupi penindasan dan agresinya telah gagal dengan bangkitnya opini publik dunia terhadap sifat jahat dan tindakan kriminalnya di Palestina. Sekali lagi, isu Palestina kembali menjadi topik utama dunia, namun dengan terhapusnya mitos tak terkalahkannya Israel dalam hal intelijen, militer dan keamanan.

Sementara itu, demonstrasi publik yang belum pernah terjadi sebelumnya dan terus menerus di negara-negara yang pemerintahannya merupakan pendukung utama Israel menunjukkan betapa dalamnya kesenjangan antara opini publik dan tindakan para penguasa.

Di dunia saat ini, di mana “kekuatan sipil” lebih menentukan tren politik, sosial, ekonomi, dan keamanan di dunia, peristiwa seperti itu harus dianggap sebagai kegagalan strategis rezim Zionis yang tidak dapat diperbaiki.

Jelas bagi semua orang bahwa propaganda perang  ala Netanyahu bahwa pihaknya mendominasi Gaza dan pernyataan yang menjustifikasi serangan terhadap pusat-pusat kesehatan, contoh terbaru serangan terhadap rumah sakit al-Shifa di Gaza, lebih mirip operasi psikologis yang disebabkan oleh kegagalan di lapangan dibandingkan kenyataan. 

Apalagi setelah 40 hari berlalu, meski terdapat banyak korban jiwa dan kerusakan parah pada peralatan militer tapi tentara Zionis terus tertahan di beberapa kilometer tanah Gaza.

Intinya, dalam perkembangan selama 40 hari terakhir, baik di lapangan maupun dari sudut pandang strategis, terang sebenderang matahari bahwa tujuan yang digadang-gadang strategis (menghancurkan Hamas) tidak dapat diwujudkan dengan cara apapun.

Tertahannya tentara rezim di Jalur Gaza, hancurnya puluhan tank dan kendaraan lapis baja, dan tewasnya ratusan tentara dan perwira tinggi dalam pertempuran baru-baru ini merupakan simbol jelas kekalahan Israel di lapangan melawan sebuah ideologi yang menguasai Gaza saat ini. Ideologi yang tak bisa dihancurkan meski semua fasilitas dan peralatan yang dimilikinya  porak poranda.[IT/AR].


Story Code: 1096248

News Link :
https://www.islamtimes.com/id/article/1096248/siapa-pemenang-perang-gaza

Islam Times
  https://www.islamtimes.com